"Negara-negara ini adalah fokus utama perhatian kami."
Meskipun IMF memiliki kapasitas keuangan satu triliun dolar dan kerja eratnya dengan Bank Dunia serta lembaga keuangan internasional lainnya, Georgieva mengatakan tantangannya "sangat besar".
"Sejumlah besar negara" secara simultan membutuhkan pembiayaan darurat IMF, negara-negara emerging markets "secara dramatis terkena dampak" dengan catatan arus keluar modal yang tinggi dan kekurangan likuiditas valuta asing, dan banyak negara berpenghasilan rendah masuk ke dalam krisis ini, "di bawah beban utang yang tinggi," kata dia.
Baca Juga: Social Distancing Diklaim Mampu Kontrol Virus Corona dalam 13 Minggu
"Kita harus bertindak setara dengan besarnya tantangan," katanya. "Bagi kami di IMF, itu berarti bekerja dengan Anda untuk membuat respons krisis kami semakin kuat."
Ketua IMF mendesak negara-negara G20 untuk membantu pemberi pinjaman multilateral menggandakan kapasitas pembiayaan daruratnya, mendorong likuiditas global melalui alokasi Special Drawing Right (Hak Penarikan Khusus) yang cukup besar, dan mendukung aksi kreditor bilateral resmi untuk meringankan beban utang anggota termiskin IMF selama penurunan global.
Baca Juga: Tinggalkan Anak demi Tangani Pasien Covid-19, Ini Curahan Hati Istri Almarhum Bani Seventeen
Menanggapi meningkatnya kejatuhan ekonomi akibat COVID-19, IMFmengumumkan awal bulan ini bahwa lembaga itu menyediakan sekitar 50 miliar dolar AS melalui fasilitas pembiayaan darurat yang cepat pencairannya untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan emerging markets, dan 10 miliar dolar AS dari itu dimaksudkan untuk mendukung anggota termiskin tanpa bunga.
Containment and Relief Trust (CCRT) IMF, yang merupakan instrumen lain bagi negara-negara yang sangat miskin untuk membantu mereka menutup utang yang akan datang kepada IMF, sekarang memiliki sekitar 400 juta dolar yang tersedia. IMF bertujuan untuk meningkatkannya menjadi lebih dari satu miliar dolar.
Baca Juga: Jeruk dan Jambu Biji Merah Dapat Menangkal Covid-19, Simak Faktanya