“Ini anomali, menjadi pertanyaan apa yang sebetulnya terjadi. Siapa yang bermain karena rantai distribusi dari ayam hidup sampai konsumsi panjang.
Pasalnya, berdasarkan survei yang dilakukan pada 3 April lalu harga daging ayam justru stabil diangka Rp 30.000-35.000 per kilogram.
Baca Juga: Tekan Penyebaran Virus Corona, Sterilisasi Perbatasan Sukabumi Terus Digencarkan
Banyak peluang yang memanfaatkan situasi ini,” katanya saat dihubungi, Minggu 5 April 2020.
Situasi tersebut diungkapkan Deki cukup memberikan tekanan kepada para petenak ayam skala rakyat, sebagaimana ditulis Pikiran-Rakyat.com dalam https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/pr-01361278/siapa-yang-bermain-harga-ayam-anjlok-di-peternak-stabil-di-pasar?page=3
Dikhawatirkan jika kondisi tersebut terus dibiarkan berlanjut hingga dua pekan mendatang, maka tidak menutup kemungkinan banyak peternak rakyat yang gulung tikar dan menyebabkan terjadi gelombang PHK.
Kalau dikalkulasikan ada sekitar 12 juta orang yang hidup di sektor tersebut,” ujarnya.
Disinggung mengenai penyebab anjloknya harga komoditas ayam ditingkat petani, menurut Deki ada beberapa faktor.
Baca Juga: Resmi, Facebook Luncurkan Messenger Versi Dekstop
Diantaranya suplai yang berlebih, turunnya permintaan ditengah pandemi COVID-19, faktor cuaca dan produksi yang kurang bagus.