Indrawan menduga, melimpahnya kulit sapi ini diperkirakan karena terjadi "over supply", sementara permintaan atau order masih terbatas karena belum seluruhnya pelaku usaha penyamak kulit kembali menjalankan bisnisnya.
"Dengan anjloknya harga kulit saat ini, meski secara bisnis menguntungkan, namun kami berharap seluruh pelaku usaha penyamak kulit, khususnya dari pelaku usaha kecil dan menengah juga ingin turut merasakan melimpahnya bahan baku kulit dengan harga yang cukup bagus," pungkasnya.**