Dalam kondisi menangis, Aoyama tanpa basa-basi langsung mengaku pada Deku tentang semua yang dia lakukan, namun orang tuanya menyangkal hal itu dan menyeret Aoyama karena ingin membawanya pergi.
Pada saat itu, Aoyama mengatakan pada Deku bahwa dia hanya penjahat yang kotor dan menjijikkan, tetapi Deku mengatakan kepadanya bahwa dia tidak demikian.
Jika Aoyama sepenuhnya jahat, dia tidak akan meminta bantuan dalam pesan yang dia tinggalkan di ukiran keju bahkan membantu kedua temannya dalam pelatihan.
Sementara Aoyama terus menangis, Deku mengatakan kepadanya bahwa air mata itu bukan karena dia tidak mematuhi All For One, tetapi dia tidak ingin mengkhianati teman-temannya.
Dengan cara ini, Deku memberi tahu Aoyama bahwa hanya karena melakukan satu kejahatan, bukan berarti ia di cap sebagai penjahat selama sisa hidupnya.
Lantas Deku mengulurkan tangannya ke arah Aoyama dan berkata kalau ia masih bisa menjadi pahlawan.
Disisi lain, Dabi berkomentar bahwa jika siswa Akademi UA menemukan pengkhianat, mereka akan mendapat masalah.
Tetapi All For One mengatakan kepadanya bahwa mereka tidak akan menemukan penghianat itu, seolah-olah Aoyama dan orang tuanya sukses dalam menjalankan misi mereka.
Ia pun berkata andai pun mereka gagal, ia akan mencari pion baru untuk menjalankan aksinya.