728 Orang Warga Iran Keracunan Metanol Hingga Tewas, Dikira Bisa Obati Covid-19

29 April 2020, 02:30 WIB
Ilustrasi Racun.* /(foto Pikiran Rakyat Depok)

MANTRA SUKABUMI - Upaya pencegahan terus dilakukan guna mempersempit pergerakan penyebaran virus corona.

Berbagai macam cara dilakukan pemerintah untuk memutus mata rantai covid-19 salah satunya diberlakukannya lockdown, warga masyarakat diimbau agar tetap diam di rumah.

Penerapan PSBB pun di berlakukan di sebagian wilayah Indonesia dengan tujuan sama untuk memutus penularan virus tersebut.

Pencegahan juga dilakukan sebagian masyarakat dengan mengikuti arahan pemerintah dan tim medis dengan cara menjaga stabilitas tubuh, menjaga kebersihan dan meningkatkan imun agar terhindar dari Covid-19.

Baca Juga: Berangkat dari Bayah Menuju Jawa, Nelayan Banten Hilang di Laut Ujung Genteng Sukabumi

Lain hal yang dilakukan warga Iran mereka ramai - ramai meminum metanol dengan harapan bisa membunuh virus corona, tetapi yang terjadi justru malah membunuh dirinya sendiri.

Menurut otoritas berwenang Iran, orang - orang yang keracunan hingga tewas setelah meminum metanol sebanyak 728 orang pada periode 20 Februari hingga 7 April 2020, dikutip mantrasukabumi.com dari
Pikiranrakyat-depok.com dari Al Jazeera.

Sementara tahun lalu, kematian akibat keracunan alkohol mencapai 66 jiwa.

Dalam laporan itu juga disebutkan, menurut data yang dirilis awal April, kasus keracunan alkohol di Iran mengalami peningkatan hingga 10 kali lipat jika dibandingkan data tahun sebelumnya.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Kianoush Jahanpour mengatakan, 5.011 orang telah keracunan metanol.

Baca Juga: PSBB di Bogor, Petugas Terminal Palabuhanratu Pulangkan Bus yang Nekat Berangkat

Tak hanya keracunan, sekira 90 orang mengalami kehilangan penglihatan atau kerusakan mata akibat metanol.

Menurut penasihat Kementerian Kesehatan Iran Hossein Hassanian, jumlah warga yang mengalami kehilangan penglihatan akibat keracunan dapat meningkat.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran Rakyat Depok dengan judul  700 Lebih Warga Iran Tewas Akibat Minum Metanol karena Diklaim Bisa Bunuh Virus Corona

Metanol tidak memiliki bau saat dicampur ke dalam minuman. Namun, jika dikonsumsi, bisa menyebabkan kerusakan organ dalam dan otak.

Gejalanya yang ditimbulkan meliputi nyeri dada, mual, hiperventilasi, kebutaan, bahkan koma.

Merespons kejadian tersebut, pemerintah Iran mengimbau produsen metanol memberi warna buatan pada produk mereka.

Baca Juga: Hari Ini, Tidak Ada Pemberangkatan Bus ke Bogor di Terminal Palabuhanratu Sukabumi

Dengan demikian, masyarakat dapat membedakannya dari etanol, jenis alkohol yang dapat digunakan untuk membersihkan luka.

Di Amerika Serikat, Presiden Amerika Serikat Donald Trump melontarkan pernyataan yang menggemparkan.

Donald Trump mengatakan, menyuntikkan cairan disinfektan dapat membantu menyembuhkan pasien dari infeksi virus corona.

Akan tetapi, pernyataan tersebut dibantah sejumlah produsen disinfektan, dokter, dan lembaga pemerintah. Mereka mengeluarkan peringatan agar jangan mengonsumsi disinfektan karena sangat berbahaya bagi tubuh.

Sejak Donald Trump melontarkan pernyataan kontroversial tersebut, jumlah kasus keracunan di Amerika Serikat meningkat.

Baca Juga: Gegara Corona Harga Mobil Bekas Terjun Bebas hingga Rp 20 jt

Badan Pusat Pengendalian Racun Kota New York melaporkan mereka menangani lebih dari 30 kasus keracunan.

The Independent melaporkan, Badan Pusat Pengendalian Racun Amerika Serikat menerima 9 kasus keracunan akibat terpapar Lysol, produk disinfektan buatan perusahaan di Amerika Serikat.

Tak hanya itu, mereka juga menerima 10 laporan keracunan cairan pemutih dan 11 kasus terpapar cairan pembersih rumah tangga.

Kendati demikian, sejauh belum ada laporan kematian atau orang yang dirawat di rumah sakit akibat keracunan disinfektan.**

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat Depok

Tags

Terkini

Terpopuler