Amerika Serikat 'Gertak' Tiongkok di Laut China Selatan dengan Kirimkan Kapal Tempur Angkatan Laut

9 Mei 2020, 21:00 WIB
KAPAL tempur USS Montgomery (LCS 8) melakukan operasi rutin di dekat wilayah Capella Barat, Laut China Selatan /US Navy via Bussines Insider/.*/US Navy via Bussines Insider

MANTRA SUKABUMI - Ketegangan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok di Laut China Selatan kian memanas.

Semula Amerika Serikat menuduh Tiongkok telah menyembunyikan asal mulanya virus Corona di kota Wuhan.

Akibatnya Amerika Serikat tuntut China supaya bertanggung jawab terkait merebaknya COVID-19 yang sudah menjadi pandemi global hingga saat ini.

Ketegangan tersebut memicu China mengerahkan militernya ke perairan Laut China Selatan yang diklaim masuk wilayahnya.

Hal tersebut direspon oleh AS dengan mengirimkan kapal penghancur rudal yang berlayar di perairan dekat Kepulauan Paracel di Laut China Selatan dengan pengawalan Angkatan Lautnya.

Baru-baru ini kembali dikabar ada dua kapal angkatan laut Amerika Serikat (US Navy) berlayar menuju Laut China Selatan pada Kamis, 7 Mei 2020.

Kedatangan kapal milik AS tersebut untuk mendukung kapal Malaysia yang telah diganggu kapal-kapal Tiongkok dan berupaya mengklaim laut yang kaya akan sumber daya alam itu.

Kapal tempur USS Montgomery, dan kapal kargo USNS Cesar Chavez menunjukkan kehadirannya di wilayah Capella Barat sebagai dukungan nyata terhadap pengeboran minyak Malaysia yang telah diganggu kapal-kapal Tiongkok dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Juga: China Ancam Blokir Satelit Internet Indonesia Jika Berani Tolak TKA Tiongkok, Cek Faktanya

Laksamana John Aquilino selaku komandan US Pacific Fleet mengatakan bahwa AS berkomitmen pada perintah berdasarkan aturan di Laut China Selatan dan terus memperjuangkan kebebasan laut dan aturan hukum.

"Partai Komunis Tiongkok harus mengakhiri pola penindasan orang Asia Tenggara dari minyak, gas, dan perikanan lepas pantai. Jutaan orang di wilayah ini bergantung pada sumber daya itu untuk mata pencaharian mereka," kata dia dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Kamis, 7 Mei 2020 sebagaimana dikutip Tim Mantra Sukabumi dari Pikiran-Rakyat.com berdasarkan laporan dari situs Navy Times.

Angkatan Laut AS secara teratur mengirimkan kapal ke perairan yang diperebutkan. AS menyebutnya sebagai operasi kebebasan navigasi, atau freedom of navigation operations (FONOP).

Baca Juga: Tiongkok dan AS Memanas, China Siapkan Pesawat Tempur Untuk Hadapi AS

Artikel ini telah tayang sebelumnya di laman Pikiran-Rakyat.com dengan judul "AS Kirim lagi Kapal Angkatan Laut, 'Gertak' Tiongkok di Laut China Selatan."

Baca Juga: AS Kirim Kapal Penghancur Rudal ke Laut China Selatan Tantang Tiongkok

Operasi ini dimaksudkan sebagai sinyal ke Beijing bahwa AS berupaya untuk menjaga perairan itu tetap terbuka.

Di wilayah Capella Barat terdapat sebuah kapal yang dikontrak oleh perusahaan minyak Malaysia, Petronas, yang melakukan pengeboran eksplorasi di Laut China Selatan. Di tempat ini kapal tersebut diganggu dan dilecehkan oleh kapal penangkap ikan Tiongkok, kapal Penjaga Pantai Tiongkok (CCG), dan kapal survei.

Dilansir dari Bussines Insider, Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI) melaporkan bahwa kapal-kapal Tiongkok juga menargetkan kapal lain yang sedang latihan di lepas pantai Malaysia.

Baca Juga: Duarr, Gardu Listrik di Cikakak Meledak Gegara Monyet Bergelantungan

Pemerintah Malaysia sebelumnya telah menyatakan perselisihan itu akan diselesaikan dengan damai, namun Tiongkok membantah adanya perselisihan.

Militer AS mendorong kembali kegiatannya di wilayah yang disengketakan dengan memasukkan beberapa operasi navigasi kebebasan Angkatan Laut AS dan pembom Angkatan Udara AS mengudara pada April 2020 lalu. (Julkifli Sinuhaji)**

Editor: Encep Faiz

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler