Ilmuwan AS Selidiki Penularan Covid-19 pada Anak-anak, Usai Bocah 5 Tahun Meninggal

10 Mei 2020, 03:00 WIB
ILUSTRASI Covid-19.* /Pixabay/iXimus//

MANTRA SUKABUMI -  Ilmuwan terus selidiki dampak dari virus corona yang terus menyebar di seluruh penjuru dunia.

Penyebarannya tak mengenal waktu dan kalangan, siapa saja bisa tertular.

Salah satunya yang terjadi di  New York, Amerika Serikat yang mana virus corona banyak menginfeksi anak-anak sehingga mendorong para ilmuwan di negara tersebut akan menyelidiki hal tersebut.

Hal tersebut akan dilakukan usai diketahui adanya seorang anak laki-laki yang baru berumur 5 tahun meninggal karena komplikasi yang diyakini ada kaitannya dengan virus corona.

Baca Juga: Amerika Serikat 'Gertak' Tiongkok di Laut China Selatan dengan Kirimkan Kapal Tempur Angkatan Laut

Gubernur New York, Andrew Cuomo mengonfirmasi bahwa anak laki-laki tersebut meninggal di Rumah Sakit Kota New York pada Kamis, 7 Mei 2020 lalu, sebagaimana dikutip dari laman Independent.

Andrew akui dirinya telah menemukan beberapa anak yang menunjukkan gejala virus corona yang cukup parah dan jarang ditemui.

"Walaupun jarang, kami melihat beberapa kasus di mana anak-anak yang terkena COVID-19 dapat mengalami gejala yang sangat parah. Bahkan mirip dengan kawasaki disease yang menyebabkan peradangan pada pembuluh darah mereka," ujar Andrew dalam konferensi persnya pada Jumat, 8 Mei 2020 kemarin.

Sebelumnya, kawasaki disease yang diketahui menyebabkan inflamasi pada dinding pembuluh darah sudah menginfeksi kurang lebih 70 anak berumur lima tahun ke bawah di Negara bagian New York.

Baca Juga: Karangan Bunga Hiasi Mapolrestabes Bandung, Usai Polisi Tangkap Ferdian Pelaku Prank Sampah

Tidak hanya di AS, kawasaki disease juga menyerang beberapa negara Eropa seperti, Inggris, Spanyol dan Italia.

Saat ini, para ilmuwan di AS akan menyelidiki lebih lanjut pandemi COVID-19 untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan terhadap anak-anak.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran Rakyat.com dengan judul https://www.pikiran-rakyat.com/internasional/pr-01379594/bocah-5-tahun-meninggal-karena-covid-19-ilmuwan-as-selidiki-dampak-virus-pada-anak-anak

Juru Bicara Rumah Sakit Anak Mount Sinai Kravis, Jason Kaplan mengatakan, kasus COVID-19 dengan dampak serius terhadap anak-anak masih sangat jarang ditemukan.

"Sementara itu mengenai anak-anak yang terkena dampak serius, kita harus menekankan bahwa berdasarkan apa yang kita ketahui sejauh ini, tampaknya itu adalah kondisi yang sangat langka," ungkap Jason.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa wilayah Bogor: Sabtu, 9 Mei 2020/16 Ramadan 1441 H

Jason menambahkan, para ilmuwan akan terus mempelajari dampak COVID-19 pada anak-anak.

Dirinya pun berharap agar dapat secepatnya menemukan solusi untuk kasus anak-anak yang terinfeksi COVID-19 ini.

"Rumah Sakit Anak Mount Sinai Kravis dan para ilmuwan akan terus menyelidiki dan mempelajari virus ini, dengan harapan menemukan solusi untuk kondisi yang langka ini," tuturnya.

Hingga saat ini, diketahui sudah ada tiga anak-anak yang meninggal akibat COVID-19 di Negara bagian New York.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS juga telah meyakinkan masyarakat, khususnya para orang tua bahwa sebagian besar anak-anak pada umumnya tidak akan mendapatkan gejala COVID-19 yang parah.

Baca Juga: Bansos Covid-19 Gubernur Jabar Tiba di Cisolok, Satu Desa Ada yang Kebagian 46 KK

Berdasarkan bukti yang tersedia, anak-anak tampaknya tidak berisiko lebih tinggi mengalami gejala COVID-19 yang parah dibandingkan dengan orang dewasa," tegas mereka.

CDC menambahkan, gejala COVID-19 yang parah akan berdampak pada orang dengan komorbiditas atau mereka yang berusia di atas 60 tahun.

Meskipun ada risiko mendapatkan gejala yang parah, CDC menjelaskan bahwa COVID-19 belum terbukti dapat memicu kawasaki disease yang diketahui sudah merenggut lebih dari 3.000 nyawa anak-anak di AS.

Sementara itu, AS sendiri sudah mengonfirmasi sebanyak 1.322.164 penduduknya yang terinfeksi COVID-19.

Dari total kasus yang tercatat, 78.616 di antaranya meninggal dunia dan 223.749 lainnya dinyatakan sudah sembuh.** (Sarah Nurul Fatia/ Pikiran Rakyat.com)

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler