Kabar Baik Peneliti Belanda Temukan Antibodi Kebal Virus Corona

12 Mei 2020, 07:12 WIB
ILUSTRASI virus corona //pixabay

MANTRA SUKABUMI - Pandemi Covid-19 belum menunjukan tanda-tanda akan berakhir. Bahkan semakin ganas memakan korban.

Akibatnya para ilmuwan dibuat sibuk untuk menemukan vaksin terbaik pencegah virus mematikan itu.

Para ilmuwan melakukan berbagai eksperimen mencari obat yang dapat mengobati korban positif terinfeksi virus.

Di beberapa negara sudah ada penelitan penemuan pra awal-obat, sekalipun sampai saat ini belum bisa dipastikan hasil baiknya bagi setiap pasien.

Setidaknya dengan berbagai usaha, diyakini akan ada penemuan obat yang bisa menghambat laju penyebaran virus.

Para peneliti di Universitas Utrecht, Belanda melaporkan bahwa mereka telah menemukan antibodi yang berhasil mencegah virus corona dari sel manusia.

Baca Juga: Riset Terbesar di Eropa Ungkap Pria lebih Rentan Terinfeksi Covid-19 Dibandingkan Wanita

Antibodi itu sebelumnya kebal melawan virus SARS di sel manusia. Seperti diketahui, SARS juga pernah mewabah di beberapa kawasan di dunia pada 2002. Ternyata, antibodi tersebut bisa juga memblokir infeksi virus corona atau SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Penemuan yang dipublikasikan Nature Communication ini diharapkan menjadi langkah awal menuju pengembangan antibodi manusia sepenuhnya untuk mengobati dan mencegah corona.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Science Daily, penelitian yang telah mencapai tahap peninjauan ulang ini (peer review) dipublikasikan sepekan yang lalu.

Studi tersebut dites pada sel kultur manusia menggunakan koleksi antibodi yang dimiliki oleh peneliti.

Mereka mengaku penelitian ini sebenarnya telah dibangun lama, berdasarkan kerja yang dilakukan kelompok peneliti di masa lalu.

Tepatnya ketika meneliti antibodi akibat infeksi SARS-CoV berbeda yang muncul pada 2002 atau 2003.

Baca Juga: Kabar Baik Kekuatan Virus Corona Sudah Melemah Drastis, Ilmuwan Prediksi Virus Corona Cepat Berakhir

Dengan menggunakan kumpulan antibodi SARS-CoV, peneliti berhasil mengindetifikasi infeksi corona dalam sel kultur.

"Antibodi penetralisasi seperti itu berpotensi mengubah arah infeksi pada inang yang terinfeksi, mendukung pembersihan virus, atau melindungi seorang individu yang tidak terinfeksi yang terpapar virus," tulis jurnal tersebut.

Bosch mencatat bahwa antibodi berikatan dengan domain yang dikonservasi dalam SARS-CoV dan SARS-CoV-2, menjelaskan kemampuannya untuk menetralkan kedua virus.

Fitur antibodi yang menetralkan silang ini, sangat menarik dan menunjukkan kemungkinan memiliki potensi dalam mitigasi penyakit yang disebabkan oleh virus corona di masa depan.

"Penemuan ini memberikan dasar yang kuat untuk penelitian tambahan guna mengkarakterisasi antibodi dan memulai pengembangan sebagai pengobatan corona yang potensial," tegas Frank Grosveld, PhD, penulis utama jurnal ini.

Baca Juga: Jadwal Program Belajar dari Rumah TVRI, Selasa 12 Mei 2020

Artikel ini telah tayang sebelumnya di tasikmalaya.pikiran-rakyat.com dengan judul "Peneliti Belanda Temukan Antibodi Kebal Virus Corona, Bermula dari Penelitian Wabah Masa Lalu"

Profesor Akademi Biologi Sel, Pusat Medis Erasmus, Rotterdam, mengatakan bahwa antibodi yang digunakan dalam karya ini adalah 'sepenuhnya manusia' yang memungkinkan pengembangan berlangsung lebih cepat dan mengurangi potensi efek samping terkait kekebalan.

Antibodi terapi konvensional pertama kali dikembangkan pada spesies lain dan kemudian harus menjalani pekerjaan tambahan untuk 'memanusiakan' mereka.

Antibodi tersebut dihasilkan dengan menggunakan teknologi transgenik H2L2 dari Harbour BioMed.

Namun, setelah ini mereka mengaku masih harus banya melakukan pekerjaan yang diperlukan guna menilai apakah antibodi ini dapat melindungi atau bahkan mengurangi keparahan penyakit pada manusia, termasuk corona.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca, Selasa 12 Mei 2020 Sukabumi dan Sekitarnya

Lebih lanjut, para peneliti percaya teknologi ini dapat berkontribusi untuk mengatasi kebutuhan kesehatan masyarakat, terutama virus corona yang tengah mendekas.

Penelitian yang dituangkan ke dalam jurnal ini diprakarsai oleh sembilan ahli dibidang kedokterang, khususnya antibodi untuk virus.**

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran Rakyat Tasikmalaya

Tags

Terkini

Terpopuler