Ilmuan Ungkap Virus Corona Dapat Menular Melalui Udara Ketika Berbicara, Simak Penjelasannya

18 Mei 2020, 10:30 WIB
ORANG-orang bermasker berjalan di pantai La Baule ketika Prancis mengendurkan lockdown pandemi penyakit virus corona (COVID-19) di Prancis pada 13 Mei 2020.* /ANTARA/

MANTRA SUKABUMI – Berdasarkan fakta baru yang ditemukan para ilmuan menyebutkan bahwa penularan virus SARS-CoV-2 berpotensi terjadi selama berbicara, utamanya ketika di dalam sebuah ruangan.

Selain itu, disebutkan juga bahwa lebih dari seribu droplet akan dihasilkan ketika berbicara. Droplet atau tetesan yang sangat kecil tersebut dapat bertahan hingga 14 menit selama delapan jam.

Studi tersebut dimuat dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Rabu, 13 Mei 2020 lalu dalam Prosiding National Academy of Sciences dari Amerika Serikat.

Baca Juga: Bantu Tangani Covid-19, Ilmuan Kembangkan AI untuk 'Ramal' Pasien Gagal Napas Akut

Laporan tersebut ditayangkan di situs PNAS, dalam studi baru itu menyebutkan bahwa tetesan dari ucapan seseorang yang asimptomatik dapat membawa patogen pernapasan seperti virus COVID-19.

“Hasil pengamatan dari sinar laser mengungkapkan bahwa ucapan yang keras (berteriak) dapat memancarkan ribuan tetesan cairan oral per detik,” demikian menurut laporan tersebut, seperti dikutip dari dari situs resmi PNAS oleh pikiranrakyat-depok.com.

Selain itu, dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa orang dengan gejala ringan pun bisa menularkan ke orang lain, terutama di dalam ruangan seperti kantor, dan ruangan terbatas lainnya.

 Baca Juga: Dokter Gigi Asal Inggris Sebut Cegah Terpapar Covid-19 dengan Sikat Gigi Selama 2 Menit

Sementara itu, Dikutip dari laporan New York Times, dalam laporan itu sendiri para peneliti masih belum tahu seberapa banyak virus yang ditularkan dari satu orang ke orang lain sehingga bisa menyebabkan infeksi.

Tetapi temuan terbaru peneliti tersebut memperkuat dugaan bahwa seseoarang harus menggunakan masker dan mulai melakukan pencegahan untuk mengurangi penyebaran COVID-19.

Dalam laporan tersebut, para ilmuwan sepakat bahwa Virus Corona paling sering melompat dari orang ke orang melalui tetesan pernapasan kecil dan juga ketika berbicara.

Baca Juga: Empat Cara Mudah Atasi Terbakar Api Cemburu dalam Sebuah Hubungan

Praktiknya, tetesan itu cenderung akan jatuh ke benda-benda sektar, dan virus tersebut kemudian mendarat ke permukaan seperti gagang pintu.

Selain itu, dijelaskan juga bahwa beberapa tetesan lain yang dihasilkan dari pernapasan ketika berbicara, batuk, dan bersin kemungkinan besar bisa lengsung terhirup langsung oleh orang lain.

Para peneliti di Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal mengatakan bahwa studi ini didasarkan pada penelitian sebelumnya oleh tim yang sama yang menunjukkan bahwa berbicara dapat menjadi faktor penularan SARS-CoV-2.

Artikel ini telah terbit di laman pikiranrakyat-depok.com dengan judul Penelitian Terbaru: Ilmuwan Ungkap Virus Corona Bisa Menular Ketika Berbicara Lewat Udara."

Baca Juga: Pandemi Corona Belum Usai, Spanyol Perpanjang Lockdown Hingga Akhir Juni Saat Aksi Anti Pemerintah

Para peneliti tersbut memperkirakan bahwa satu menit berbicara keras dapat menghasilkan setidaknya 1.000 tetesan yang mengandung virus dan setelah itu tetesan tersebut bisa melayang di udara selama delapan hingga 14 menit.

"Pengamatan ini mengkonfirmasi bahwa ada kemungkinan besar bahwa berbicara normal menyebabkan penularan virus melalui udara di lingkungan terbatas," demikian catatan para penulis dalam penelitian tersebut.

Oleh sebab itum Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan untuk menjaga jarak setidaknya enam kaki dari orang lain untuk membantu menghindari kontak dengan tetesan pernapasan dan menurunkan risiko infeksi.

Namun, banyak ilmuwan lain juga mengatakan bahwa tetesan tersebut dapat melayang lebih dari itu, tergantung kekuatan semburan tetesan, suhu, dan juga sirkulasi udara.

Baca Juga: Ribuan Burung Gagak Penuhi Jalan AS disertai Suara Panik Sejumlah Orang, Simak Faktanya

Linsey Marr seorang profesor teknik sipil dan lingkungan di Virginia Tech mengatakan agar menjaga jarak fisik dari orang lain untuk memperlambat penyebaran COVID-19.

Selain itu, studi terbaru ini juga menyoroti pentingnya menggunakan masker selama berinteraksi dengan orang lain.

"Risiko berbicara satu sama lain mungkin akan lebih rendah daripada terpapar oleh orang yang tidak mengenakan masker dan secara terbuka batuk dan bersin," kata Dr Werner E Bischoff, Direktur Medis Pencegahan Infeksi dan Epidemiologi Sistem Kesehatan di Sekolah Kedokteran Wake Forest.

“Berbicara dengan seseorang secara normal sambil menjaga jarak sosial mungkin akan baik-baik saja. Namun mengenakan masker akan lebih baik,” ujarnya. ** (Puji Paujiah).

Editor: Encep Faiz

Sumber: Pikiran Rakyat Depok

Tags

Terkini

Terpopuler