Perawat Gunakan Pakaian Dalam yang Dihukum, Dapat Dukungan dari Perkumpulan Dokter Rusia

26 Mei 2020, 11:30 WIB
Nadia, perawat di rumah sakit di kota Tula, Rusia /.*/East2west News

MANTRA SUKABUMI – Belum lama ini beredar luas danenjadi viral foto seorang tenaga medis perempuan di Tula, Rusia, ketika sedang menangani pasien di salah satu rumah sakit.

Yang menjadi sorotan dan banyak diperbincangkan karena foto perawat yang viral tersebut hanya menggunakan pakaian 'bikini' di balik pakaian Alat Pelindung Diri (APD).

Dalam foto tersebut, memperlihatkan perawat itu mengenakan pakaian pelindung (APD) yang dapat ditransparan.

Baca Juga: Tersiar Kabar Bahwa Jus Lemon, Madu dan Aspirin Dapat Sembuhkan Covid-19, Berikut Faktanya

Perawat tersebut tidak memakai apa pun di dalam APD yang dia kenakan selain 'bikini' ketika dia memberikan obat pada para pasien.

Setelah beritanya viral dijagat maya, perawat wanita di Rusia tersebut, dihukum dari tempatnya bekerja setelah hanya memakai pakaian dalam di balik APD nya yang transparan itu.

Perawat bernama Nadia (23), bekerja di sebuah rumah sakit besar di kota Tula, Rusia, mengklaim bahwa ia mengenakan pakaian renang karena peralatan pelindungnya terlalu panas.

Baca Juga: Raffi Ahmad Ungkap Penyesalan Terbesar dalam Hidup, Ceritakan Saat Sang Ayah Wafat

Setelah foto Nadia membagikan obat-obatan menggunakan celana dalamnya menjadi viral, Atasan rumah sakit menghukumnya karena tidak mematuhi persyaratan untuk pakaian medis.

Tetapi dokter, pebisnis dan politisi di Rusia sekarang telah mendukung perawat, dengan beberapa mengatakan bahwa rumah sakit tidak menyediakan peralatan pelindung yang sesuai untuk bekerja dengan pasien COVID-19.

Dikutip dari The Sun, salah seorang kolega mengatakan perawat itu berada di bawah tekanan besar karena respons rumah sakit.

Baca Juga: Beredar Kabar MUI Keluarkan Fatwa Rapid Test Corona adalah Modus Operasi PKI, Berikut Faktanya

Mereka mengatakan kepada surat kabar Rusia Komsomolskaya Pravda: "Dia sangat terkejut dan takut kehilangan pekerjaannya."

Kepala perkumpulan Dokter, Dr Anastasia Vasilyeva, menawarkan untuk mendukung perawat dalam mengajukan banding terhadap hukumannya.

"Jika dia bergantung ke kita, kita akan melindunginya," katanya.

Baca Juga: Viral Setelah Terpisah 12 Tahun, Ayah dan Anaknya Berencana Menikah

Kenyataan bahwa pakaian itu berkualitas sehingga tidak memenuhi standar adalah masalah bagi manajemen, bukan perawat.

Gambar tersebut menunjukkan bahwa dia mengenakan semacam jas plastik.

“Kita perlu memperhatikan bukan pada pakaian dalamnya, tetapi [gaunnya] tidak memenuhi standar yang diperlukan,” terangnya.

Artikel ini sudah tayang sebelumnya di portaljember.pikiranrakyat.com dengan judul "Rusia Bersatu Mendukung Perawat yang Dihukum karena Hanya Gunakan Pakaian Dalam."

Baca Juga: Hasan Basri: Perlu Pembinaan Generasi Muda Kembangkan Kreativitas dan Inovasi Kewirausahaan

“Pertama, pakaian anti-wabah tidak pernah transparan dan itu harus dibuat dari kain yang sama sekali berbeda," tambahnya.

Perawat itu juga ditawari pekerjaan sebagai model pakaian dalam oleh perusahaan pakaian dalam Miss X.

Bos Anastasia Yakusheva berkata: "Kami ingin perawat Tula menjadi model merek pakaian dalam kami.

Baca Juga: Pernah Diundang Istana, Cerita Ulfah Pengusaha dari Sukabumi: Rintis Usaha Cemilan Modal Pinjaman

Kami siap memberikan beberapa set produk baru eksklusif untuk pemasangan, dan di masa depan kami berencana untuk membuat perjanjian tahunan dengannya."

Sementara itu, politisi Vitaly Milonov mengatakan: "Tidak ada metode disipliner yang harus dijatuhkan pada perawat.

Dia menambahkan: "Dalam kasus apa pun gadis itu tidak dihukum, saya menentang keras ini." **(Sigit Wibisono/Portal Jember).

Editor: Encep Faiz

Sumber: Portal Jember Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler