Dituding Manfaatkan COVID-19 untuk Klaim Wilayah Laut China Selatan, Tiongkok Buka Suara

27 Mei 2020, 20:01 WIB
KAPAL tempur USS Montgomery (LCS 8) melakukan operasi rutin di dekat wilayah Capella Barat, Laut China Selatan pada 7 Mei 2020.* /US Navy via Bussines Insider/

MANTRA SUKABUMI - Hubungan Tiongkok dengan Amerika Serikat kian memanas.

Bukan hanya berkisar perang dagang, tapi sudah merambah pada konflik klaim Beijing atas Laut China Selatan.

Bahkan isu pandemi virus corona-pun tak luput jadi bahan perselisihan.

Buktinya, Amerika Serikat menuding Tiongkok memanfaatkan situasi pandemi COVID-19 untuk menekan klaim maritimnya yang melanggar hukum di Laut China Selatan.

Dikabarkan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya, Juru bicara Pentagon, Letnal Kolonel Dave Eastburn mengatakan adanya pihak-pihak yang berusaha mengambil keuntungan dari situasi global saat ini tetapi juga menekankan bahwa militer AS tetap siap untuk menghadapi tantangan itu dan membela kepentingan negaranya.

Baca Juga: Rusunawa ASN Kabupaten Sukabumi Akan Dijadikan Tempat Isolasi

Militer AS semakin berupaya meningkatkan kehadirannya di Laut China Selatan dan wilayah Indo-Pasifik.

Mendengar tuduhan yang dilayangkan oleh pihak Amerika Serikat (AS), Menteri Luar Negeri Tiongkok dengan tegas membantah.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Daily Mail, ia menampik klaim bahwa negaranya mengeksploitasi pandemi COVID-19 untuk memperluas jejaknya di Laut China Selatan, dan menyebut tuduhan tersebut sebagai 'omong kosong belaka'.

Anggota Dewan Negara dan Menteri Luar Negeri, Wang Yi mengatakan pada konferensi pers Minggu, 24 Mei 2020 kemarin, bahwa Tiongkok bekerja sama secara erat dalam upaya anti-virus dengan negara-negara Asia Tenggara.

Baca Juga: Berdasarkan Penelitian, Wanita Cenderung Lebih Bahagia Jika Menjalin Hubungan dengan Pria Berondong

Wang Yi mengungkapkan bahwa negaranya tetap membantu yang beberapa diantaranya memiliki tumpang tindih klaim teritorial dengan Tiongkok di jalur perairan viral startegis.

Sementara Tiongkok telah lama meningkatkan kehadirannya di kawasan tersebut, Wang mengatakan bahwa negara-negara lain, yang menyiratkan Amerika Serikat dan sekutunya, telah menciptakan ketidakstabilan dengan penerbangan militer dan patroli laut.

"Langkah mereka yang tidak berniat dan tercela dimaksudkan untuk menabur perselisihan antara Tiongkok dan (negara-negara Asia Tenggara) dan merusak stabilitas yang dimenangkan dengan susah payah di kawasan itu," kata Wang.

Sebelumnya, negara Tiongkok mengatakan akan meningkatkan pengeluaran pertahanannya sebesar 6,6 persen pada tahun 2020.

Baca Juga: Beredar Kabar PKI Lagi Menyusun Strategi Bangkit Kembali dan Lakukan Persiapan Perang, Ini Faktanya

Meskipun kini Tiongkok tengah mengalami penurunan besar dalam pertumbuhan ekonomi dampak dari virus corona.

Peningkatan ini dikatakan yang terendah dalam beberapa tahun, namun masih akan memungkinkan Tiongkok untuk memperluas kemampuannya untuk menegakkan klaim teritorialnya di Laut China Selatan dan menumbuhkan pasukan militernya di Pasifik Barat dan Samudera Hindia.

Dengan peningkatan persentase dua digit hanya beberapa tahun yang lalu yang telah memberikan Tiongkok anggaran pertahanan terbesar kedua di dunia di bawah Amerika Serikat.

Pengeluaran tahun ini akan berjumlah total 1,3 triliun yuan atau setara dengan lebih dari Rp 2 triliun.

Berbeda dengan Tiongkok yang melakukan peningkatan anggaran militernya, sebuah studi mengatakan bahwa negara-negara di Asia Tenggara telah memangkas pengeluaran pertahanan.

Artikel ini telah tayang sebelumnya di pikiran-rakyat.com dengan judul "Tiongkok Buka Suara Usai Dituding Manfaatkan Virus Corona untuk Klaim Wilayah Laut China Selatan"

Baca Juga: Dikabarkan Ada Hubungan Serius dengan Amy Qanita, Begini Tanggapan Sule

hal tersebut akibat dari krisis ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi virus corona, sehingga berpotensi membuka ruang bagi Tiongkok untuk lebih jauh menegaskan klaimnya di wilayah tersebut.

Seorang pakar keamanan maritim, mengatakan bahwa pemangkasan pengeluaran pertahanan dipandang sebagai cara yang relatif mudah untuk memotong biaya ketika negara-negara mengahadapi tekanan pada anggaran mereka.

Meskipun telah menampik manfaatkan momen pandemi COVID-19 Tiongkok telah mempertahankan keberadaannya di Laut China Selatan selama wabah virus terjadi.

Baca Juga: Cek Fakta:Tersiar Kabar Bakteri Penyebab Pasien Virus Corona Meninggal

Gesekan baru-baru ini terjadi termasuk kapal-kapal Tiongkok yang membayangi operasi eksplorasi mineral Malaysia.

Bukan hanya itu, bahkan kapal nelayan Vietnam yang tenggelam oleh kapal keamanan laut Tiongkok.**

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler