Afrika Selatan Kembali Diserang Lonjakan Corona, Pemerintah Berlakukan Jam Malam dan Larang Alkohol

13 Juli 2020, 09:57 WIB
RIBUAN orang di Afrika Selatan menciptakan bermil-mil antrean demi sembako.* /Metro.co.uk/

MANTRA SUKABUMI - Penambahan virus corona terjadi lonjakan di Afrika Selatan, sehingga pemerintah melarang kembali penjualan alkohol di toko-toko dan tempat-tempat yang biasa menjajakan minuman tersebut.

Tidak hanya itu, Pemerintah Afrika Selatan pun mengeluarkan kebijakan jam malam kembali untuk menekan penularan wabah virus tersebut.

Tim medis rumah sakit pun kewalahan menghadapi lonjakan tersebut sehingga pemerintah terus berupaya dalam menekan membludaknya pasien virus corona, seperti yang disampaikan Presiden Cyril Ramaphosa, Minggu, 12 Juli 2020.

Baca Juga: Kabar Buruk, WHO Mencatat dalam Waktu 24 Jam Terjadi 230.370 Kasus di Dunia

Diketahui Pemerintah Ramaphosa pada Maret lalu telah memberlakukan karantina wilayah, salah satu yang paling ketat di dunia.

Pemerintahannya berhasil memperlambat gelombang penularan, namun telah melonggarkan banyak larangan karena khawatir akan dampaknya pada perekonomian.

Afrika Selatan memiliki jumlah terbesar pengidap virus corona di Afrika dan saat ini mencatat rekor keempat di dunia dalam angka kasus tambahan harian, seperti dikutip dari laman Antaranews.com.

Baca Juga: Kabar Gembira Tiga Ponsel Produk Terbaru China Huawei, Xiaomi, dan Vivo Bakal Rilis Pekan Depan

Dalam pidato yang ia sampaikan di televisi, Ramaphosa mengatakan negara yang dipimpinnya itu tidak bisa membiarkan rumah-rumah sakit dan klinik kesehatan dibebani dengan kasus-kasus kecelakaan yang berkaitan dengan konsumsi alkohol.

"Perjuangan ini untuk menyelamatkan setiap nyawa, dan kita perlu memastikan ketersediaan setiap tempat tidur," katanya. "Badan virus corona jauh lebih bengis dan menghancurkan daripada yang kita ketahui selama ini."

Jam malam akan diterapkan dari pukul 21.00 hingga 04.00 dan mulai berlaku pada Senin. Pengecualian akan diberikan pada warga yang harus pergi bekerja dan memerlukan bantuan medis.

Baca Juga: Update Covid-19 AS Kian Tak Terkendali, Tembus 3.236.130 Kasus dengan 134.572 Kematian

Aturan penggunaan masker akan diperketat dan negara itu akan tetap berada pada tingkat ketiga --dari lima level-- menyangkut sistem kewaspadaan virus corona.

Kunjungan keluarga dan kegiatan kemasyarakatan tetap dilarang.

Ramaphosa mengatakan gambaran yang ada saat ini menunjukkan bahwa beberapa provinsi akan mencapai puncak infeksi COVID-19 pada akhir Juli atau akhir September.

Ia mengatakan para pakar telah mengungkapkan pola-pola, yang memperkirakan bahwa akhir tahun ini akan terjadi 40.000 hingga 50.000 kematian akibat virus corona.

Baca Juga: Kembali Artis Ibu Kota Terlibat Prostitusi, Digerebek Ngamar di Hotel Kota Medan, Berinisial H?

"Kita harus menempatkan masalah ini sebagai tugas utama yang paling penting agar dapat membuktikan bahwa perkiraan itu salah."

Kementerian Kesehatan Afsel pada Minggu melaporkan 12.058 kasus baru COVID-19 sehingga secara keseluruhan jumlahnya tercatat 276.242.

Sementara itu, jumlah kematian bertambah sebanyak 108 menjadi 4.079.**

Editor: Emis Suhendi

Sumber: antaranews

Tags

Terkini

Terpopuler