Kecam Kekebalan Kelompok Sebagai Solusi Covid-19, WHO sebut, Ini Tidak Etis

14 Oktober 2020, 12:00 WIB
WHO /Reuters/Denis Balibouse

MANTRA SUKABUMI – Belakangan diketahui bahwa, terdapat pernyataan dari beberapa orang untuk membiarkan COVID-19 menyebar, dengan harapan mencapai apa yang disebut kekebalan kelompok.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia WHO, telah memperingatkan hal tersebut, dengan mengatakan ini "tidak etis".

Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan selama konferensi pers virtual pada hari Senin bahwa "kekebalan kawanan adalah konsep yang digunakan untuk vaksinasi, di mana suatu populasi dapat dilindungi dari virus tertentu jika ambang batas vaksinasi tercapai".

Baca Juga: Tata Cara Wudhu yang Benar Sesuai Syariat Islam, Lengkap dengan Hal yang Membatalkannya

Baca Juga: Aktivis KAMI Dirangkap, Gatot Nurmantyo: Semakin Ditekan, KAMI Akan Semakin Bangkit

Ia mencontohkan, untuk penyakit campak misalnya, diperkirakan jika 95 persen penduduk divaksinasi, lima persen sisanya juga akan terlindungi dari penyebaran virus. Untuk polio, ambang batasnya diperkirakan 80 persen, katanya.

“Kekebalan kelompok dicapai dengan melindungi orang dari virus, bukan dengan membuat mereka terpapar virus,” kata Tedros.

“Tidak pernah dalam sejarah kesehatan masyarakat, kekebalan kawanan telah digunakan sebagai strategi untuk menanggapi wabah, apalagi pandemi,” tegasnya, menyebut strategi tersebut “bermasalah secara ilmiah dan etika”.

“Membiarkan virus berbahaya yang tidak sepenuhnya kami pahami untuk bebas adalah tidak etis. Itu bukan pilihan.” Sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari aljazeera.com.

Tedros menunjuk pada kurangnya informasi tentang perkembangan kekebalan terhadap COVID-19, termasuk seberapa kuat respon imun dan berapa lama antibodi tetap berada di dalam tubuh.

Ia juga menunjukkan bahwa diperkirakan kurang dari 10 persen populasi di sebagian besar negara yang diyakini tertular penyakit tersebut.

“Sebagian besar orang di kebanyakan negara tetap rentan terhadap virus ini,” katanya.

Baca Juga: Ida Fauziyah: Siap-siap Termin II Mulai Disalurkan Pada Akhir Oktober 2020

Tedros juga mencatat bahwa negara-negara telah melaporkan angka tertinggi harian COVID-19 ke badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa selama empat hari terakhir, mengutip lonjakan di Eropa dan Amerika pada khususnya.

“Tidak ada jalan pintas dan tidak ada peluru perak. Jawabannya adalah pendekatan yang komprehensif menggunakan setiap alat di kotak peralatan,” kata kepala WHO.

Virus korona baru telah menewaskan lebih dari satu juta orang dan telah menginfeksi lebih dari 37,6 juta sejak pertama kali muncul di China akhir tahun lalu.**

Editor: Emis Suhendi

Tags

Terkini

Terpopuler