Pertemuan di Seoul, Korsel dan Jepang Fokus Bahas Pertikaian Panjang Antara Kedua Negara

29 Oktober 2020, 13:19 WIB
Ilustrasi Korea Selatan /Pixabay - Julia Roberts

MANTRA SUKABUMI - Pada hari Kamis, 29 Oktober 2020, para diplomat Korea Selatan dan Jepang mengadakan pembicaraan di Seoul.

Pembicaraan tersebut diharapkan fokus pada pertikaian berkepanjangan antara kedua negara mengenai kerja paksa masa perang dan pembatasan ekspor Tokyo.

Pertemuan antara Kim Jung-han, direktur jenderal urusan Asia dan Pasifik di kementerian luar negeri, dan mitranya dari Jepang, Shigeki Takizaki, menandai pembicaraan semacam itu pertama kali sejak Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menjabat bulan lalu.

Baca Juga: ShopeePay Kembali dengan Merchant Baru untuk Kamu Nikmati Minggu Ini!

Baca Juga: Mudahnya Transfer Saldo ShopeePay, Ikuti 5 Langkah Ini

Dikutip mantrasukabumi.com dari koreaherald.com, bahwa Takizaki tiba di Seoul pada hari Rabu untuk kunjungan tiga hari.

Menjelang pembicaraan dengan Kim, pejabat Jepang juga bertemu secara terpisah dengan negosiator nuklir utama Seoul, Lee Do-hoon, untuk membahas Semenanjung Korea dan denuklirisasi Korea Utara. Takizaki merangkap sebagai kepala utusan nuklir Jepang.

Kunjungannya dilakukan pada saat hubungan antara Seoul dan Tokyo tetap kacau karena masalah kompensasi korban kerja paksa Korea dan pembatasan ekspor Tokyo di Seoul yang diberlakukan sebagai pembalasan atas putusan pengadilan Korea Selatan.

Putusan pengadilan Korea Selatan tersebut, memerintahkan perusahaan Jepang untuk membayar ganti rugi kepada para korban.

Korea Selatan telah mengambil langkah untuk melelang beberapa aset berbasis di Korea Selatan yang dimiliki oleh Nippon Steel Corp. untuk mencairkannya untuk kompensasi.

Jepang telah memperingatkan tindakan balasan jika prosedur tersebut dilanjutkan dan mendesak Korea Selatan untuk memberikan solusi.

Baca Juga: Istana Beri Kabar Mengejutkan Terkait UU Cipta Kerja, KSPI: Buruh Akan Ikuti Anjuran Pemerintah

Berdasarkan klaimnya bahwa masalah reparasi yang berasal dari periode 1910-1945 ketika Korea adalah koloni Jepang diselesaikan oleh perjanjian 1965 yang menormalisasi masalah mereka. hubungan bilateral.

Juga dalam agenda pembicaraan kemungkinan besar pelepasan Jepang ke lautan air yang terkontaminasi dari pembangkit nuklir Fukushima, yang menjadi perhatian Seoul dalam hal potensi dampak lingkungan.

Pembicaraan hari Kamis juga menandai pertemuan langsung pertama antara Kim dan Takizaki sejak Februari, karena pandemi virus korona telah membatasi pertemuan fisik. Pembicaraan tingkat kerja terakhir mereka berlangsung hampir pada bulan Juni.**

Editor: Encep Faiz

Sumber: Korea Herald

Tags

Terkini

Terpopuler