WHO Sebut Pihaknya Berharap Dapat Bekerja Sama secara Erat dengan Presiden Terpilih AS Joe Biden

9 November 2020, 20:15 WIB
Bendera organisasi kesehatan dunia (WHO). (Wellcome UK) /

MANTRA SUKABUMI - Pada Senin, 9 November 2020, Kepala Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengatakan bahwa pihaknya berharap dapat bekerja sama secara erat dengan pemerintahan Presiden terpilih AS Joe Biden.

"Kami menyambut setiap dan semua upaya untuk memperkuat organisasi ini bukan untuk dirinya sendiri, tetapi demi orang yang kami layani," kata direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada para menteri kesehatan pada awal pertemuan tahunan yang dilanjutkan.

Presiden AS Donald Trump menuduh WHO sebagai "China-sentris" dalam penanganannya terhadap pandemi COVID-19, tuduhan yang berulang kali dibantah Tedros.

Baca Juga: Nikmati Makan Kenyang dan Hemat Dengan ShopeePay Deals Rp1

Baca Juga: Kucing Penunggu Hagia Sophia Meninggal, Gli Jadi Saksi Kembalinya Masjid Bersejarah di Turki

Trump telah membekukan pendanaan AS ke WHO dan memulai proses yang akan membuat Amerika Serikat menarik diri dari badan itu Juli mendatang, menuai kritik internasional yang luas di tengah pandemi.

Biden mengatakan dia akan membatalkan keputusan Trump untuk meninggalkan WHO pada hari pertamanya menjabat.

Dikutip mantrasukabumi.com dari channelnewsasia.com, bahwa Tedros mendesak komunitas internasional untuk dapatkan kembali tujuan bersama.

“Dalam semangat itu kami mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih Joe Biden dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris, dan kami berharap dapat bekerja sama dengan pemerintahan ini dengan sangat erat,” Kata Tedros

"Kita perlu menata kembali kepemimpinan, membangun rasa saling percaya dan akuntabilitas untuk mengakhiri pandemi dan mengatasi ketidaksetaraan mendasar yang menjadi akar dari begitu banyak masalah dunia," tambahnya.

Tedros berpidato pada sesi menteri dari 194 negara anggota WHO yang dilanjutkan pada Senin setelah pertemuan singkat Mei lalu.

Baca Juga: Industri Teknologi China Merasa Lega atas Kemenangan Joe Biden, tetapi Masih Belum Bisa Bersantai

Berbicara dari karantina setelah melakukan kontak dengan seseorang dengan COVID-19 lebih dari seminggu yang lalu, dia memulai dengan diam selama satu menit, mencatat bahwa kasus COVID-19 mendekati 50 juta dengan 1,2 juta kematian.

Sebuah panel pengawas menyerukan pekan lalu untuk reformasi di WHO termasuk pendanaan yang "dapat diprediksi dan fleksibel" dan menyiapkan sistem multi-tingkatan untuk memperingatkan negara-negara lebih awal tentang wabah penyakit sebelum meningkat.

Tedros mengatakan bahwa vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan harus dialokasikan secara adil sebagai "barang publik global, bukan komoditas swasta".**

Editor: Robi Maulana

Sumber: channelnewsasia

Tags

Terkini

Terpopuler