Masa Jabatan Segera Berakhir, Trump Berencana Pulangkan Militer AS di Afghanistan dan Irak

17 November 2020, 09:55 WIB
Donald Trump (dok.Evening Standard)Donald Trump Klaim Kemenangan Dirinya Lagi dalam Pilpres AS 2020, Begini Respon Netizen /

MANTRA SUKABUMI – Pemerintahan Trump diperkirakan akan memangkas jumlah pasukan militer Amerika Serikat di Afghanistan menjadi hampir setengahnya, yaitu 2.500 personel pada 15 Januari mendatang, ujar seorang pejabat AS Senin, 16 November 2020.

Perintah itu akan menghentikan keputusan Presiden Donald Trump yang menghadapi ditentang oleh penasihat militer dan diplomatik, yaitu untuk menarik semua pasukan pada akhir tahun.

Pentagon juga mengharapkan untuk memangkas jumlah pasukan di Irak menjadi 2.500. Keputusan itu tidak mengherankan, menyusul perombakan Trump dalam kepemimpinan Pentagon minggu lalu.

Baca Juga: Fadli Zon Sindir Mahfud MD Setelah Gus Nur dan Jumhur Positif Covid-19: Siapa yang Tanggung Jawab?

Pemotongan tersebut memberi Trump pencapaian di minggu-minggu terakhir masa jabatannya, bahkan ketika dia menolak untuk mengakui kekalahannya dalam pemilihan dari kandidat Partai Demokrat Joe Biden.

Pejabat yang tak mau identitasnya disebut itu mengatakan para pemimpin militer diberitahu pada akhir pekan tentang rencana penarikan dan perintah eksekutif sedang dikerjakan, tetapi belum disampaikan kepada para komandan pasukan. Menurutnya, ada sekitar 4.500-5.000 tentara di Afghanistan, dan lebih dari 3.000 di Irak, sebagaimana dilansir oleh mantrasukabumi.com dari laman Arab News.

Di bawah perintah terencana tersebut, pengurangan pasukan akan selesai lima hari sebelum Biden menjabat, dan akan membuat Biden memimpin dengan jumlah personel militer yang lebih kecil di dua zona perang utama.

Baca Juga: Solusi Makan, Belanja, dan Transportasi dari Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini

Kepala Pentagon baru yang ditunjuk oleh Trump, Christopher Miller, di akhir pekan kemarin mengisyaratkan tentang penarikan pasukan, dalam pesan yang diucapkan dengan hati-hati kepada pasukan AS.

Dia mengatakan bahwa "Kita tetap berkomitmen untuk menyelesaikan perang yang dibawa Al Qaeda ke AS sejak 2001." Dan dia memperingatkan bahwa "Kita harus menghindari kesalahan strategis masa lalu karena gagal melihat pertarungan sampai akhir."

Namun dia juga menjelaskan bahwa "Semua perang harus diakhiri."

“Pertarungan ini sudah lama, pengorbanan kita sangat besar. dan banyak yang lelah dengan perang - saya salah satunya," katanya. “Mengakhiri perang membutuhkan kompromi dan kemitraan. Kami menghadapi tantangan, kami memberikan semuanya. Sekarang, waktunya pulang. ”

Baca Juga: Trump Tolak Berkoordinasi, Biden: Akan Lebih Banyak Warga yang Meninggal

Namun, penarikan yang dipercepat itu bertentangan dengan saran lama dari kepemimpinan militer Trump, termasuk Jenderal Marinir Frank McKenzie, komandan tinggi AS untuk Timur Tengah.

Tetapi para pejabat mengatakan minggu ini bahwa para komandan pasukan akan bertugas seperti biasa, karena penarikan pasukan dilakukan secara bertahap.

Hal itu juga memungkinkan mereka untuk mempertahankan pasukan anti-teror di Afghanistan, serta memberikan lebih banyak waktu untuk melepas alutsista.

McKenzie dan yang lainnya berpendapat bahwa penarikan yang tergesa-gesa dapat berpotensi melemahkan negosiasi perdamaian yang sedang berlangsung antara Taliban dan perwakilan masyarakat Afghanistan, termasuk pemerintah Afghanistan saat ini. Mereka juga memperingatkan bahwa pasukan AS harus tetap di negara tersebut untuk menjaga militan Daesh tetap terkendali.***

 

Sumber : https://www.arabnews.com/node/1764051/world

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Arab News

Tags

Terkini

Terpopuler