Atasi Sampah di Musim Buah, Ilmuwan Singapura Berhasil Olah Kulit Durian jadi Sesuatu yang Bermanfaat

- 26 Maret 2021, 14:00 WIB
Atasi Sampah di Musim Buah, Ilmuwan Singapura Berhasil Olah Kulit Durian jadi Sesuatu yang Bermanfaat./*
Atasi Sampah di Musim Buah, Ilmuwan Singapura Berhasil Olah Kulit Durian jadi Sesuatu yang Bermanfaat./* //*mantrasukabumi.com/Pixabay/ TruthSeeker

Perban berupa gel dengan biaya rendah bersifat biodegradable dan tidak beracun, yang berarti memiliki jejak lingkungan yang lebih kecil dibanding perban sintetis konvensional yang mahal dan menyisakan sampah, demikian pihak universitas tersebut menjelaskan.

Prof Chen dan timnya membuat perban dengan mengekstraksi selulosa berkualitas tinggi dari kulit durian. Mereka mengubah sekam menjadi bubuk selulosa melalui proses pemotongan, pengeringan dan penggilingan, sebelum dibersihkan.

Baca Juga: Media Asing Ramai Sorot Kritik Tajam Pemain Bulutangkis Indonesia kepada BWF Usai All England 2021

Ini adalah ‘pengurangan biaya yang signifikan’ dibandingkan dengan metode tradisional yang menggunakan enzim, kata Prof Chen. Metode tradisional biayanya sekitar 27.000 USD (Singapore Dollar) per kg, sedangkan metode Prof Chen biayanya sekitar 120 SD per kg untuk mengekstraksi jumlah selulosa yang sama.

Setelah mengekstraksi selulosa, peneliti menggabungkan ekstrak dengan gliserol - produk sampingan limbah dari industri biodiesel dan sabun - untuk membuat gel lembut. Gel, yang mirip dengan lembaran silikon, dapat dipotong menjadi perban dalam berbagai bentuk dan ukuran.

Para ilmuwan kemudian menambahkan molekul organik yang dihasilkan dari ragi pembuat roti, membuat perban tersebut mematikan bagi bakteri.

“Perban akan tetap berfungsi dalam kondisi cuaca ekstrim,” tambah Prof Chen.

Prof Chen memperkirakan bahwa ia dapat mengekstrak 200g bubuk sekam dari durian 3 kg, dimana 40g di antaranya adalah selulosa murni. 40g ini cukup untuk membuat 66 buah hidrogel berukuran 7 cm kali 7 cm, bahan yang cukup untuk sekitar 1.600 plester berukuran masing-masing 1 cm kali 2 cm.

“Ada berbagai aplikasi untuk memanfaatkan hidrogel, termasuk pembalut luka dan dapat dipakai untuk alat elektronik,” kata Prof Chen.

Sekitar 80 hingga 90 persen hidrogel adalah air, kata Associate Professor Andrew Tan, yang diundang ke konferensi media hari Kamis sebagai pakar independen. Dia adalah wakil dekan (fakultas) di Sekolah Kedokteran Lee Kong Chian NTU.

Halaman:

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah