MANTRA SUKABUMI - Perjanjian Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas yang berada di Gaza, Palestina telah dilanggar.
Gencatan Senjata tersebut disahkan setelah Israel dan militer yang menguasai Gaza, Hamas terlibat dalam perang selama 11 hari.
Namun kurang dari empat minggu, Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas di Gaza langsung dilanggar.
Baca Juga: Hanya Gegara Botolnya Digeser Cristiano Ronaldo, Coca Cola Merugi Rp57 Triliyun
Dikutip mantrasukabumi.com dari ABC News, Israel mengonfirmasi pihaknya telah menyerang kompleks militer Hamas di Gaza.
Serangan bom tersebut, merupakan balasan dari balon api yang sebelumnya diluncurkan Hamas mengakibatkan 20 kebakaran di berbagai wilayah.
Dilaporkan, balon api itu diluncurkan oleh Hamas sebagai tanggapan atas pawai nasionalis Israel yang berparade melalui Yerusalem Timur.
Sebelumnya, Hamas telah memperingatkan bahwa jika acara itu berlanjut, maka akan dianggap sebagai provokasi.
Dalam sebuah pernyataan, militer Israel mengatakan bahwa mereka siap untuk semua skenario.
Termasuk juga pertempuran baru, dalam menghadapi aksi agresif lanjutan yang berasal dari Gaza.
Abu Malek, salah satu pemuda yang meluncurkan balon api, menyebut langkah itu sebagai 'tanggapan awal' terhadap pawai.
Seorang juru bicara Hamas, membenarkan serangan Israel, mengatakan Palestina akan terus mengejar pertanggung jawaban mereka dan membela hak-hak masyarakat Yerusalem.
Pada Selasa, 15 Juni 2021 pengunjuk rasa Israel berkumpul di sekitar Gerbang Damaskus Kota Tua Yerusalem.
Upaya tersebut dilakukan sebelum mereka menuju ke Tembok Barat suci Yudaisme, yang memicu kemarahan dan kecaman warga Palestina.
Sebagian besar tampak seperti pria muda, dan banyak yang memegang bendera Israel saat mereka menari serta menyanyikan lagu-lagu religi.
Namun di sisi lain, terdapat beberapa lusi pemuda Israel yang melompat dan meneriakkan 'Matilah orang Arab' serta 'Semoga desamu terbakar'.
Mengutuk pawai tersebut, Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid mengatakan mereka yang meneriakkan slogan-slogan rasis adalah aib bagi rakyat Israel.
"Fakta bahwa ada kaum radikal yang bendera Israel mewakili kebencian dan rasisme adalah keji dan tak termaafkan," katanya.***