Menteri Kesehatan Inggris Kehilangan Kemampuan 2 Pancaindra setelah Dinyatakan Sembuh dari Virus Corona

- 21 Maret 2020, 22:20 WIB
Menteri Kesehatan Inggris, Nadine Dorries
Menteri Kesehatan Inggris, Nadine Dorries /Pikiran Rakyat/.*/Pikiran-rakyat.com

Mantrasukabumi.com - Informasi pasien positif virus corona COVID-19 yang dinyatakan sembuh mulai terlihat di beberapa negara.

Bahkan Pandemi virus corona COVID-19 yang sedang menyerang seluruh dunia diketahui bisa sembuh tanpa obat khusus.

Namun demikian, faktanya virus tersebut cukup mempengaruhi kondisi tubuh pasien usai sembuh.

Menteri Kesehatan Inggris, Nadine Dorries mengalami hal ini usai dinyatakan pulih dari penyakit akibat infeksi virus tersebut.

Seperti dilaporkan Pikiran-Rakyat.com, wanita yang juga anggota parlemen Inggris itu dinyatakan positif corona pada Selasa 10 Maret 2020.

Ia sebenarnya sudah sakit sejak Jumat 6 Maret 2020 dan sempat bertemu dengan beberapa anggota parlemen, bahkan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Baca Juga: Tempat Karaoke di Sukabumi Ditutup Sementara untuk Pencgahan Pandemi Covid-19

Sampai saat ini, Nadine belum mengetahui asal virus yang tertular padanya, namun sudah pulih usai melakukan karantina mandiri di rumah selama tujuh hari.

Padahal, ia mengaku tak berpergian ke luar negeri ataupun berinteraksi dengan orang yang baru pulang dari luar negeri.

Ibunya yang berusia 84 tahun juga ikut tertular karena tinggal bersama. Namun, gejalanya lebih ringan daripada yang dialami Nadine.

"Beberapa orang mungkin terinfeksi tanpa sadar," katanyasebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Manchester Evening News.

Setelah petugas medis menyatakan bahwa dirinya negatif atau sembuh dari COVID-19, ia merasakan hal yang aneh dari dirinya.

Baca Juga: Dokter Sebut Virus Hanya Dapat Ditularkan Melalui Udara pada Saat Tertentu

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari The Mirror, Nadine menceritakan hal itu di akun Twitternya @NadineDorries pada Kamis 19 Maret 2020.

"Efek samping dari virus corona yang nyata bagi saya ialah bahwa saya kehilangan 100 persen indera perasa dan penciuman.

"Keduanya benar-benar lenyap, aneh sekali. Makan dan minum yang dingin atau panas, saya tak tahu.

"Tak berguna memasukkan sekantung teh celup ke minuman saya," tulisnya.

Curhatannya itu didukung oleh pendapat seorang virologis asal Jerman, Hendrik Streeck.

Ia mengklaim telah mewawancarai sejumlah pasien untuk mengungkap gejala yang tidak disadari para dokter.

Baca Juga: Jumlah PDP di Kota Sukabumi Bertambah, 43 Masih Berstatus ODP

Hendrik mengatakan pemeriksaan lewat gejala bisa meningkatkan tingkat kematian pasien akibat pandemi corona seperti yang terjadi di Italia.

"Jika seseorang mengikuti hasil penelitian ini dan (seharusnya) digunakan asumsi bahwa 91 persen pasien COVID-19 mengalami gejala ringan atau menengah,

"Italia hanya fokus pada sembilan persen sisanya," ujar Hendrik.**

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x