Ibu Berstatus Positif Covid-19 Lahirkan Bayi Prematur, Meninggal

- 10 April 2020, 08:15 WIB
ILUSTRASI bayi.* /Pexels
ILUSTRASI bayi.* /Pexels /.*(foto Pikiran Rakyat)

MANTRA SUKABUMI - Korban terus berjatuhan di seluruh dunia yang di akibatkan mewabahnya virus corona.

Wabah tersebut sudah beberapa bulan kebelakang terus menambah korban di setiap negara, penularannya begitu cepat susah diprediksi sehingga upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan pemerintah dan tim medis.

Seorang ibu di Amerika Serikat sudah mendapatkan status positif terjangkit virus corona harus rela kehilangan bayinya yang baru saja dilahirkan secara prematur.

Baca Juga: Cegah Warga Jabodetabek Mudik Ditengah Pandemi Corona, Jokowi Beri Bantuan Rp600 Ribu

Bayi yang baru berumur empat bulan di dalam kandungan meninggal dunia setelah dilahirkan secara prematur pada Minggu (5/4/2020) di Rumah Sakit Baton Rouge, AS.

Dikutip mantrasukabumi.com dari  Pikiran-Rakyat.com dari laman Global News, seorang dokter dari Rumah Sakit Baton Rouge, dr Beau Clark mengatakan, hasil tes COVID-19 terhadap sang bayi masih dalam tahap proses.

Menurut dr Beau, kendati sang bayi negatif dari COVID-19, kematiannya akan dihitung sebagai kasus kematian akibat COVID-19.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Kasus Ibu Penderita Virus Corona Melahirkan Bayinya Meninggal Usai Lahir Prematur 4 Bulan

Baca Juga: MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim: Dana BOS Bisa untuk Kuota Internet

Kejadian tersebut merupakan kasus yang sangat tragis dan berharap tidak lagi menemukan kasus yang serupa.

Dirinya menegaskan, jika sang ibu tidak memiliki gejala COVID-19 yang parah, maka kehamilaannya tidak akan terganggu sama sekali.

Menurutnya, kondisi sang ibu sudah dalam keadaan yang parah saat tengah melahirkan, bahkan sampai mengalami sesak napas sehingga harus dibantu menggunakan ventilator.

Dr Beau mengklaim, COVID-19 dapat menyebabkan kadar oksigen yang rendah pada tubuh seorang ibu yang sedang mengandung.

Baca Juga: Ini Kriteria Bangsa yang Bakal Terjaga dari Bencana Marabahaya, Simak Penjelasannya

Dalam beberapa kasus, COVID-19 memberikan dampak yang fatal untuk kelangsungan hidup sang buah hati yang masih berada dalam kandungan.

Kejadian tersebut bukan kasus pertama di AS, sebelumnya sudah ada beberapa kasus bayiyang meninggal dunia akibat COVID-19.

Pada 28 Maret 2020 lalu, dua orang bayiberusia sembilan bulan di negara bagian Illinois dan Connecticut juga dinyatakan meninggal dunia setelah didiagnosis positif COVID-19.

Tak hanya di AS, seorang bayi di Wuhan, Tiongkok meninggal dunia setelah 30 jam dilahirkan lantaran terinfeksi COVID-19.

Baca Juga: Ideathon Indonesia, Program #Inovasi Gotong Royong Melindungi Bangsa dari COVID-19

Menurut Badan Kesehatan Masyarakat Kanada, hingga saat ini belum ada bukti valid yang menunjukkan bahwa penularan COVID-19 dari ibu ke bayi dapat terjadi pada saat persalinan atau saat masih di dalam janin.

"Tidak ada bukti bahwa infeksi COVID-19 ditularkan dari janin atau saat persalinan," ujarnya.

Mereka juga mengatakan, penularan COVID-19 tidak mungkin terjadi melalui air susu ibu (ASI).

Kemudian, jika seorang ibu terinfeksi COVID-19, mereka harus melakukan tindakan pencegahan yang ekstra saat melakukan isolasi agar sang bayi terhindar dari virus.

Tindakan tersebut bisa termasuk mencuci tangan secara berkala, memakai masker dan memastikan lingkungan sekitar bersih.

Baca Juga: Dalam Waktu 24 Jam Terakhir, Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok Ungkap Tidak Ada Kematian

Badan Kesehatan Masyarakat Kanada menambahkan, jika seorang ibu terlalu sakit untuk memberikan ASI kepada bayinya, mereka dapat menggunakan pompa payudara namun harus dibersihkan secara menyeluruh terlebih dahulu.

Sementara itu, seorang dokter di salah satu rumah sakit di Toronto, Kanada, dr Brett Belchetz menyebut, belum ada kasus yang membuktikan jika ibu hamil mempunyai risiko yang lebih besar untuk terinfeksi COVID-19.

Namun, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS, perubahan imunologis dan fisiologis yang dialami oleh ibu hamil dapat memengaruhi kerentanan mereka terhadap infeksi penyakit pernafasan, termasuk COVID-19.**

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah