Mereka melaporkan, vaksin BCG berisi strain bakteri TB yang dapat merangsang tubuh untuk membentuk antibodi kemudian menyerang bakteri TB.
Vaksin BCG juga dinilai dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan bertindak sebagai perisai pertahanan terhadap berbagai patogen yang akan memasuki badan.
Para ilmuwan masih harus melakukan beberapa uji klinis agar dapat mengetahui hasil vaksin BCG terhadap virus COVID-19.
Artikel ini sebelumnya telah tayang di Ringtimes PRMN dengan judul Menurut Ilmuwan Vaksin COVID-19 Sudah Ditemukan Ratusan Tahun Lalu
Studi tersebut menjelaskan, vaksinasi BCG dapat secara efektif mengurangi tingkat kematian yang diakibatkan oleh COVID-19.
Sementara itu, studi tersebut mengklaim bahwa vaksinasi BCG dapat menghentikan penyebaran virus jika dikombinasikan dengan tindakan pencegahan COVID-19 lainnya.
Baca Juga: Fitur Premium Google Meet Gratis Diperpanjang Hingga September
Vaksin BCG juga berkemungkinan memiliki perlindungan jangka panjang terhadap jenis virus corona lainnya dengan cara menginstruksikan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan merespons berbagai jenis infeksi, termasuk bakteri, virus, dan parasit.
Vaksin BCG ditemukan oleh dr Albert Calmette dan dr Camille Guerin pada awal 1900-an yang terbuat dari bakteri Mycobacterium bovis (bakteri TB yang menginfeksi hewan ternak).
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), vaksin BCG awalnya digunakan untuk mencegah penyakit TB meningitis dan penyakit TB milier yang diketahui kerap menyerang anak-anak.