Hal itu menandakan bahwa setiap keluarga korban harus menunggu kerabatnya dijemput atau disimpan di pinggir jalan dan hal itu bisa berlangsung sampai berhari-hari.
Cesar Galvez, warga Guayaquil mengatakan, ayahnya meninggal dunia dan mayatnya belum sempat dibawa ke rumah sakit karena otoritas kesehatan setempat yang kewalahan.
Baca Juga: Fakta Rekor Baru di Balik Data Kasus Virus Corona di Indonesia 3 Mei 2020
Keluarga Galvez harus menjaga jasad ayahnya selama tiga hari.
Kami tidak berdaya, tidak ada yang bisa andalkan. Semuanya menjadi sulit," ucapnya.
"Bayangkan ada mayat di sana dan kami tidak bisa melakukan apa-apa. Itu sungguh sulit," kata Galvez.
Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran Rakyat Bekasi.com dengan judul Wuhan Baru Muncul di Amerika Selatan Mayat Menumpuk di Jalanan dan Seperti Kiamat Kecil
Kemiskinan, disorganisasi, dan pejabat yang tidak siap menjadi kambing hitam krisis di Guayaquil.
Blanca Reyes, warga Guayaquil lainnya, menerima kabar via telefon bahwa ayahnya meninggal dunia beberapa minggu setelah dia dilaporkan pulih dari infeksi virus corona.
Akan tetapi sampai berminggu-minggu kemudian, rumah sakit masih tidak dapat menemukan jasad ayahnya karena banyaknya jenazah yang harus ditangani.