Mengerikan Mayat Covid-19 Menumpuk di Ekuador Hingga Dijuluki 'Wuhan Baru'

- 4 Mei 2020, 02:15 WIB
PETI mati dijual di jalanan Kota Guayaquil, Ekuador 17 April 2020 di tengah pandemi virus corona.*
PETI mati dijual di jalanan Kota Guayaquil, Ekuador 17 April 2020 di tengah pandemi virus corona.* /(foto Pikiran Rakyat Bekasi.com)

MANTRA SUKABUMI - Kota Guayaquil di Ekuador mengalami kondisi mengerikan akibat wabah virus Corona yang melanda negara Amerika Latin itu.

Negara tersebut tercatat tingkat kematian akibat virus corona yang tinggi dan mayat-mayat dibiarkan membusuk di jalanan.

Wali Kota Guayaquil bahkan menyebut wabah Corona telah menyerang kota itu "seperti bom" dan kini mendapat julukan "Wuhan Baru".

Rumah sakit, kamar mayat dan rumah-rumah pemakaman kewalahan dengan banyaknya korban virus corona karena jumlah kematian sebenarnya akibat virus tersebut bisa jauh lebih besar dari angka resmi nasional di negara tersebut.

Hal tersebut mengakibatkan mayat-mayat membusuk di jalanan, otoritas Ekoador mengakui, lebih dari 100 mayat belum diidentifikasi dan banyak yang dikhawatirkan hilang.

Baca Juga: Asteroid 1998 OR2 Diprediksi Akan Hantam Bumi Kini Terjawab, Simak Penjelasannya

Minggu, 3 Mei 2020, Guayaquil merupakan rumah bagi 2,3 juta orang dan kini telah mencatatkan setidaknya 7.000 kematian, seperti dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari laman situs Daily Star.

Foto-foto di Guayaquil menunjukkan kondisi seperti kiamat kecil. Kondisi seperti itu mirip dengan kondisi di Wuhan saat kasus positif virus corona masih tinggi.

Otoritas kesehatan Ekuador kewalahan harus berurusan dengan 50 hingga 500 kematian per harinya.

Hal itu menandakan bahwa setiap keluarga korban harus menunggu kerabatnya dijemput atau disimpan di pinggir jalan dan hal itu bisa berlangsung sampai berhari-hari.

Cesar Galvez, warga Guayaquil mengatakan, ayahnya meninggal dunia dan mayatnya belum sempat dibawa ke rumah sakit karena otoritas kesehatan setempat yang kewalahan.

Baca Juga: Fakta Rekor Baru di Balik Data Kasus Virus Corona di Indonesia 3 Mei 2020

Keluarga Galvez harus menjaga jasad ayahnya selama tiga hari.

Kami tidak berdaya, tidak ada yang bisa andalkan. Semuanya menjadi sulit," ucapnya.

"Bayangkan ada mayat di sana dan kami tidak bisa melakukan apa-apa. Itu sungguh sulit," kata Galvez.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran Rakyat Bekasi.com dengan judul  Wuhan Baru Muncul di Amerika Selatan Mayat Menumpuk di Jalanan dan Seperti Kiamat Kecil

Kemiskinan, disorganisasi, dan pejabat yang tidak siap menjadi kambing hitam krisis di Guayaquil.

Blanca Reyes, warga Guayaquil lainnya, menerima kabar via telefon bahwa ayahnya meninggal dunia beberapa minggu setelah dia dilaporkan pulih dari infeksi virus corona.

Akan tetapi sampai berminggu-minggu kemudian, rumah sakit masih tidak dapat menemukan jasad ayahnya karena banyaknya jenazah yang harus ditangani.

Baca Juga: Dibaik Misteri Tanda Hitam di Tangannya, Ungkap Misteri Kesehatan Kim Jong-un

Blanca menuduh pemerintah berusaha menutupi kegagalannya dalam menangani pandemi virus corona.

"Satu teori bahwa mereka tidak memberi tahu keluarga karena mereka ingin menyembunyikan jumlah kematian Covid-19," kata Blanca.

Jumlah kematian resmi virus corona di Ekuador mencapai 1.063 orang, dengan 26.336 positif, tetapi angka itu banyak diragukan oleh penduduk di sana.**(Ikbal Tawakal/Pikiran Rakyat Bekasi.com)

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah