Madagaskar Klaim Temukan Ramuan Herbal Bisa Atasi Covid-19, WHO Tak Rekomendasikan

- 5 Mei 2020, 21:28 WIB
PRESIDEN Tanzania, John Magifuli.*
PRESIDEN Tanzania, John Magifuli.* /

MANTRA SUKABUMI - Pemerintahan seluruh dunia masih terus melakukan pencegahan dan antisipasi  penyebaran covid-19.

Para ahli terus mengadakan penelitian untuk mencari vaksin atau obat dalam menangani pasien yang terinfeksi virus corona.

Sebagian para ahli sudah ada yang mengklaim telah menemukan penawar atau vaksin untuk menangani virus tersebut.

Seperti halnya Pemerintah Madagaskar yang telah mengklaim menemukan obat yang bisa menyembuhkan virus corona.

Sehingga klaim tersebut direspon positif oleh Presiden Tanzania, John Magufuli dan telah menghubungi pemerintah Madagaskar dan akan mengirim sebuah pesawat ke negara pulau itu.

Baca Juga: Begal Beraksi di Siang Bolong, Uang 80 Juta Nyaris Raib, Pelaku Todongkan Senjata

Pengutusan pesawat yang dilakukan John Magufuli diketahui untuk mengambil tonik herbal yang disebut-sebut sebagai obat untuk Covid-19.

"Saya sedang berkomunikasi dengan Madagaskar dan mereka sudah menulis surat yang mengatakan bahwa mereka telah menemukan obat, maka dari itu kami mengirimkan pesawat untuk membawa obat tersebut sehingga Tanzania juga bisa mendapat manfaat," ucap John Magufuli.

Tonik herbal ini merupakan hasil dari tanaman artemnisia -- sumber bahan yang digunakan untuk pengobatan malaria.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari BBC pada Selasa 5 Mei 2020, tonik herbal itu diluncurkan dengan nama Covid-Organics dan dipasarkan setelah diuji pada kurang dari 20 orang selama tiga minggu.

Kabar itu disampaikan Kepala Staf Presiden Tanzania, Lova Hasinirina Ranoromaro kepada BBC, belum lama ini.

Baca Juga: Pandemi Virus Corona Berakhir Juni atau Juli, Yurianto: Jika Syarat Terpenuhi

Menanggapi peluncuran tonik herbal Covid- Organics, WHO mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke BBC bahwa organisasi global secara tegas tidak merekomendasikan penggunaan tonik-herbalitu.

"Dilarang untuk melakukan pengobatan sendiri dengan obat-obatan sebagai pencegahan atau penyembuhan untuk Covid-19," kata pihak WHO dalam pernyataan resmi kepada BBC.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran Rakyat Depok.ckm dengan judul Madagaskar Klaim Temukan Obat Corona, Presiden Tanzania: Kita Minta Satu Pesawat

Ini mengulangi komentar sebelumnya oleh Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus beberapa waktu lalu, bahwa "tidak ada jalan pintas" untuk menemukan mediasi yang efektif untuk memerangi virus corona.

Pasalnya hingga saat ini sejumlah peneliti sedang melakukan uji coba demi menemukan obat atau vaksin untuk memerangi pandemi virus corona. WHO  menambahkan.

Baca Juga: Benarkah Kemunculan Bintang Tsuraya Suatu Tanda Akan Berakhirnya Wabah, Simak Faktanya

Pada bulan Maret, Pusat Nasional untuk Kesehatan Pelengkap dan Integratif yang berpusat di AS telah memperingati beberapa sumber yang mengklaim sesuatu dapat dijadikan solusi virus corona, termasuk terapi herbal dan teh.

Lebih lanjut, BBC melaporkan bahwa negara-negara Afrika lainnya telah mengambil minuman Covid-Organics tersebut.

Pada Sabtu, 2 Mei 2020, Madagaskar telah mengirimkan minuman Covid-Organics ke Guinea-Bissau.

Sebelumnya, Presiden Tanzania John Magufuli telah banyak menerima kritikan karena reaksinya terhadap pandemi virus corona.

Dirinya telah mendorong masyarakat untuk terus berkumpul di tempat-tempat ibadah, sementara banyak negara di dunia menerapkan physical distancing dan karantina wilayah atau lockdown.

Baca Juga: Viral Ratusan Domba Berbondong-bondong di Jalanan Turki Saat Masyarakat Lockdown

Menurut laporan WHO, imbas dari lambatnya penerapan kebijakan yang lebih ketat untuk mencegah penyebaran virus corona tentunya menyebabkan lonjakan kasus positif yang cukup signifikan.

Saat ini Tanzania memiliki 480 kasus positif virus corona yang telah dikonfirmasi, akan tetapi John Magifuli menyebutkan bahwa jumlah tersebut mungkin dibesar-besarkan dan bahwa ia meragukan kredibilitas laboratorium nasional.

Dia mengatakan bahwa dia diam-diam telah menguji beberapa hewan dan buah-buahan di laboratorium dan bahwa pepaya, burung puyuh, dan seekor kambing untuk mengembalikan sampel positif.

"Itu berarti ada kemungkinan kesalahan teknis atau reagen yang diimpor ini memiliki masalah," katanya.**(Ramadhan Dwi Waluya/ Pikiran Rakyat Depok.com)

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat Depok


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah