Pakar Militer Sebut Dunia Diambang Perang Jika Tiongkok dan Korut Tingkatkan Senjata Nuklir

- 17 Juni 2020, 04:40 WIB
Tentara Korea Utara.*
Tentara Korea Utara.* /SOGWANG/


MANTRA SUKABUMI - Tiongkok saat ini terus meningkatkan persenjataan dalam setahun terakhir dalam upaya memperkuat kekuatan militernya.

Negeri Tirai Bambu merupakan salah satu enam negara yang memperkuat persenjataan nuklirnya.

Pada Senin, 15 Juni 2020, Stockholm International Peace Research Institute telah membuat sebuah laporan yang menunjukkan terkait penambahan hulu ledak.

Diketahui Tiongkok sudah menambahkan 30 hulu ledak sejak penghitungan 2019 dalam melengkapi pertahanan militer.

Baca Juga: Tak Yakin Pelaku Sebenarnya, Novel Baswedan Minta 2 Terdakwa Dibebaskan saja

Selasa, 16 Juni 2020 lima negara lainnya adalah India, Inggris, Pakistan, Israel, dan Korea Utara, sebagaimana dikutip dari South China Morning Post oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com

Akan tetapi menurut laporan tersebut semuanya meningkat kurang dari 20 hulu ledak.

"China berada di tengah modernisasi dan perluasan arsenal yang signifikan, dan India dan Pakistan juga dianggap meningkatkan ukuran persenjataan nuklir mereka," kata laporan itu.

Selain itu, meskipun enam negara telah meningkatkan jumlah hulu ledak nuklirnya, namun persediaan global terus menurun.

Hal ini karena pemilik dua gudang senjata terbesar-Rusia dan Amerika Serikat-telah mengurangi jumlah hulu ledaknya, sebagian besar untuk membongkar senjata-senjata tua.

Baca Juga: Bahaya, Islam Larang Hubungan Intim dengan Posisi Ini, Apa Saja?

"Pada saat yang sama, baik AS dan Rusia memiliki program yang luas dan mahal yang sedang berlangsung untuk mengganti dan memodernisasi hulu ledak nuklir, sistem pengiriman rudal dan pesawat, dan fasilitas produksi senjata nuklir mereka," demikian bunyi laporan itu.

Menurut laporan SCMP, Amerika memiliki 1.750 hulu ledak yang ditempatkan di rudal atau pangkalan dengan pasukan operasional-dan 4.050 hulu ledak cadangan atau pensiunan hulu ledak menunggu untuk dibongkar.

Pada awal 2020, sembilan negara yang terdiri atas AS, Rusia, Inggris, Prancis, Tiongkok, India, Pakistan, Israel dan Korea Utara, diperkirakan memiliki 13.400 senjata nuklir, 3.720 di antaranya dikerahkan dengan pasukan tugas aktif.

Sekitar 1.800 diantaranya disimpan dalam kondisi siaga tinggi, ujar laporan itu.

Baca Juga: Innalillahi, Rumah Jejen di Lengkong Ludes Terbakar

Meskipun enam negara telah menambah stok mereka, jumlah hulu ledak nuklir gabungan mereka sedikit lebih dari 2.000 atau kurang dari sepertiga dari total cadangan Rusia.

Selain nuklir, ancaman seperti senjata kimia dan biologi juga meningkat, membuat dunia lebih berbahaya dari sebelumnya.

Artikel terkait sebelumnya telah tayang di Pikiranrakyat-bekasi.com dengan judul "Militer: Dunia Akan Lebih Berbahaya Jika Tiongkok dan Korut Tingkatkan Persenjataan Nuklir"

Laporan itu juga memperingatkan perlombaan senjata di luar angkasa.

Sejak 2017, AS secara khusus menyatakan ruang untuk menjadi domain perang atau area untuk operasi militer ofensif dan defensif, dan Perancis, India dan Jepang telah mengikuti pimpinan Amerika dengan mengumumkan unit ruang militer yang didedikasikan.

Baca Juga: Peneliti Klaim Temukan UFO di Foto NASA, Bukti Bahwa Alien Tonton dan Rekam Manusia di Luar Angkasa

Zhou Chenming, seorang pakar militer yang berbasis di Beijing, mengatakan perubahan dalam pembangunan militer dunia mengakibatkan keseimbangan yang semakin berbahaya antara perang dan perdamaian.

"Banyak negara sekarang mengembangkan sistem anti-rudal mereka sendiri yang melindungi negara-negara dari serangan hulu ledak nuklir, tetapi begitu sistem itu dikembangkan, itu akan mengarah pada petualangan militer-beberapa negara mungkin mengambil inisiatif untuk menyerang negara lain - dan membuat dunia lebih berbahaya," tutur Zhou kepada South China Morning Post.** (Puji Fauziah/ Pikiranrakyat-bekasi.com)

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah