Didesak Rakyat, Turki Gelar Sidang Alih Fungsi Hagia Sophia Jadi Masjid, Petinggi Kristen Menolak

- 3 Juli 2020, 11:14 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. //PIKIRAN RAKYAT

MANTRA SUKABUMI - Sidang pengadilan pengembalian fungsi Hagia Sophia sebagai masjid digelar Turki pada Kamis, 03 Juni 2020.

Keputusan sidang tersebut akan dibacakan majelis hakim pada 15 hari kedepan.

Namun, sidang yang digelar itu menuai kritikan dari sejumlah orang, seperti halnya
komunitas internasional yang mengkritisi persidangan tersebut.

Baca Juga: Kabar Gembira bagi Penikmat Seni, Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Akan Tayang Besok Sore

Komunitas internasional menilai bahwa Hagia Sophia termasuk bangunan abad ke-6 yang ditetapkan sebagai warisan kebudayaan dunia oleh Organisasi Pendidikan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).

Apalagi merunut sejarahnya, Hagia Sophia di Kota Istanbul merupakan bangunan utama pada masa Kekaisaran Bizantium Kristiani dan Kesultanan Ottoman Muslim.

Lebih tepatnya, Hagia Sophia merupakan gereja utama Kekaisaran Bizantium selama 900 tahun dan salah satu masjid terbesar umat Islam selama 500 tahun setelah Kesultanan Ottoman menaklukkan Istanbul.

Baca Juga: Jelang Proses Pendidikan Tatap Muka, Dinas Pendidikan Kota Sukabumi Lakukan Pembahasan dan Persiapan

Adapun perubahan fungsi itu diusulkan oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Hagia Sophia saat ini merupakan salah satu monumen yang paling banyak dikunjungi di Turki.

Padahal pada 1934 silam, pemerintah setempat sudah memutuskan mengalihkan penggunaan Hagia Sophia dari masjid ke museum saat tahun-tahun pertama kepemimpinan Mustafa Kemal Ataturk yang sekuler. Namun, alih fungsi itu sempat digugat di pengadilan.

Artikel terkait sebelumnya telah tayang di Pikiranrakyat-cirebon.com dengan judul "Gelar Sidang Alih Fungsi Hagia Sophia Jadi Masjid, Petinggi Kristen Ortodoks: Umat Kami Kecewa"

Menanggapi pengembalian fungsi Hagia Sophia, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo ikut berpendapat pada Rabu, 01 Juli 2020. Saat itu, meminta Turki agar membiarkan Hagia Sophia tetap jadi museum.

Baca Juga: AS Catat Kasus Harian Covid-19 Capai 50.000 Orang, Donald Trump Dukung dan Akan Gunakan Masker

Senada dengan Pompeo, penolakan serupa ikut disuarakan seorang petinggi Kristen Ortodoks untuk 300 juta warga di seluruh dunia dan berkedudukan di Istanbul, Patriarkh Ekumenikal Bartholomew.

Secara tegas, ia memperingatkan perubahan fungsi Hagia Sophia menjadi masjid akan membuat umat Kristiani kecewa dan dapat menyebabkan perpecahan umat antara masyarakat Timur dan Barat.

Sementara itu, sejumlah kelompok masyarakat di Turki selama bertahun-tahun mendesak pemerintah mengubah fungsi Hagia Sophia menjadi masjid.

Baca Juga: Hubungan AS dengan China Mencair Melalui Kesepakatan Maskapai Penerbangan Komersial

Sontak saja, Erdogan yang merupakan seorang muslim pun menyambut permintaan itu jelang pemilihan daerah tahun lalu. Terlebih, ia mendapat dukungan untuk perubahan Hagia Sophia itu dari sebagian besar warga Turki.

Dalam pandangan banyak warga Turki, alih fungsi Hagia Sophia menjadi masjid akan dapat menunjukkan identitas Turki sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim dengan lebih baik.** (Khairunnisa Fauzatul A/ Pikiranrakyat-cirebon.com)

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Pikiran Rakyat Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x