Aksi Unjuk Rasa Penuhi Jalan di Prancis dan Jerman, Kutuk Rasisme yang Dilakukan Polisi

- 21 Juli 2020, 07:30 WIB
Assa Traore (C) menyampaikan pidato sebelum demonstrasi menentang kebrutalan dan rasisme polisi di Beaumont-sur-Oise, dekat Paris, 18 Juli 2020. (EPA Photo)
Assa Traore (C) menyampaikan pidato sebelum demonstrasi menentang kebrutalan dan rasisme polisi di Beaumont-sur-Oise, dekat Paris, 18 Juli 2020. (EPA Photo) /

MANTRA SUKABUMI - Empat tahun setelah kematian seorang pria kulit hitam berusia 24 tahun, Adama Traore, dalam tahanan polisi Prancis, beberapa ribu orang bersatu dalam ingatannya pada hari Sabtu kemarin dengan latar belakang gerakan global Black Lives Matter.

Demonstrasi dan konser meriah di Beaumont-sur-Oise menghormati Adama Traore, yang meninggal pada ulang tahunnya yang ke 24 Juli 2016 setelah penangkapan dalam keadaan yang masih belum jelas.

Tapi itu juga tentang keluhan anti-pemerintah yang lebih luas dan aktivis iklim yang mengorganisir protes tahun ini.

Baca Juga: Bisa Berkeliaran Bebas di Indonesia, Tak Disangka Ternyata Djoko Tjandra Dikawal Oknum Polisi

Selain orang-orang yang dekat dengan keluarga itu, para demonstran termasuk anggota gerakan "gilets jaunes" yang melakukan serangkaian protes yang terkadang keras pada 2018-19.

Kasusnya telah menempatkan fokus baru pada dugaan rasisme ? Prancis.

Dikutip mantrasukabumi.com dari Daily Sabah kasus Traore juga menjelaskan perjuangan keluarga Prancis lainnya yang kehilangan orang yang dicintainya dalam tahanan polisi, terutama laki-laki kulit hitam dan Afrika Utara, yang ditemukan oleh peneliti Prancis secara tidak proporsional menjadi target polisi.

Menurut penghitungan nasional oleh situs web berita Basta Mag, setidaknya 101 kematian terkait polisi sedang diselidiki di Perancis.

Baca Juga: Ditolak Sebagian Negara, Pemimpin Muslim Dunia Dukung dan Puji Turki Atas Pengembalian Hagia Sophia

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah