Mengerikan Selama 2020, 1.282 Warga Sipil Tewas Mengenaskan, Afghanistan Konflik Paling Mematikan

- 27 Juli 2020, 21:00 WIB
Puing-puing bus yang mengangkut karyawan stasiun televisi Afghanistan dan dibom pada bulan Mei terlihat di Kabul, Afghanistan [File: Omar Sobhani / Reuters]
Puing-puing bus yang mengangkut karyawan stasiun televisi Afghanistan dan dibom pada bulan Mei terlihat di Kabul, Afghanistan [File: Omar Sobhani / Reuters] /

Pekan lalu, serangan udara pemerintah menewaskan sedikitnya 14 orang di provinsi Herat barat, banyak dari mereka wanita dan anak-anak.

Ratusan orang telah berkumpul di distrik Adraskan di provinsi itu untuk menyambut pulang seorang mantan pejuang Taliban yang dibebaskan dari penjara, ketika pesawat dilaporkan menggempur pertemuan itu. Pemerintah mengatakan serangan itu sedang diselidiki.

Baca Juga: Dikenai Denda Rp35 Juta, Arab Saudi Tangkap Orang yang Langgar Masuk Wilayah Masjidil Haram

"Saya mendesak para pihak untuk berhenti, untuk merefleksikan insiden mengerikan dan kerusakan yang mereka timbulkan kepada rakyat Afghanistan sebagaimana didokumentasikan dalam laporan ini, dan untuk mengambil tindakan tegas untuk menghentikan pembantaian dan sampai ke meja perundingan," kata Lyons .

Wanita, anak-anak yang terkena dampak
Perempuan dan anak-anak, yang terdiri lebih dari 40 persen dari total korban sipil, terus dipengaruhi secara tidak proporsional oleh dampak langsung dan tidak langsung dari konflik bersenjata.

Laporan itu juga mencatat bahwa anak-anak di Afghanistan sangat rentan terhadap pelecehan oleh semua pihak yang berkelahi, termasuk direkrut untuk pertempuran.

Baca Juga: ABG Pelaku Begal di Bandara Soetta, Ternyata Uang Hasil Begal Digunakan untuk Mabuk

"Selama paruh pertama 2020, UNAMA memverifikasi rekrutmen dan penggunaan 23 anak oleh Taliban," kata laporan itu.

"Insiden itu melibatkan anak laki-laki mulai dari usia 13-17 tahun," tambah laporan itu, anak-anak "dipersenjatai dan dilatih oleh Taliban untuk melakukan fungsi tempur", termasuk serangan bunuh diri terhadap pasukan keamanan nasional Afghanistan.

Pada bulan Februari, Amerika Serikat dan Taliban menandatangani perjanjian di ibukota Qatar, Doha, menyusun rencana penarikan pasukan asing dari Afghanistan dengan imbalan jaminan keamanan dari kelompok tersebut.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x