Viral Rumah Ditengah Jalan Tol, Ini Fakta Sebenarnya

- 10 Agustus 2020, 13:30 WIB
Rumah Paku di Tiongkok
Rumah Paku di Tiongkok /DailyMail/


MANTRA SUKABUMI - Rumah merupakan istana bagi pemiliknya. Ia adalah tempat laksana surga bagi para penghuninya. Di rumah itulah para penghuni mendapat ketenangan dan kenyamanan.

Namun bagaimana rasanya jika rumah tersebut berada di tengah-tengah jalan yang tiap hari lalu lalang kendaraan, tidak merasa takutkah para penghuninya?

Sepertinya hal ini tidak mungkin. Namun, siapa sangka jika ini adalah sebuah kenyataan. Sebuah rumah di kota metropolitan Guangzhou, Provinsi Guangdong, China, menjadi viral lantaran diapit jalan layang atau flyover.

Baca Juga: ISIS Diperkirakan Akan Bangkit Kembali Jika Perang Saudara yang Berkecamuk di Libya Tidak Berakhir

Baca Juga: Tragis, Jalan Tol Cipali Kembali Makan Korban, Kali Ini 8 Orang Tewas

Pasalnya pemerintah akan membangun jalan tol, namun sang pemilik rumah tidak ingin rumahnya dijual, akhirnya pemerintah segera membangun jalan tol dengan rumah itu di tengahnya. Di China, ternyata bangunan yang terselip di antara jalan raya bukan hal aneh.

Dilansir dari rri.co.id, sebuah video di media lokal pada Senin (10/08/2020) memperlihatkan bahwa rumah tersebut terjepit di antara dua sayap Jembatan Haizhuyong yang baru dibuka di kota metropolitan Guangzhou di Provinsi Guangdong. Rumah itu pun di tengah jalan tol tersebut dikenal dengan dingzihu atau rumah paku.

Hal tersebut dikarenakan pemerintah sudah membujuk si pemilik rumah selama 10 tahun untuk menjual rumahnya, tetapi si pemilik kekeh untuk mempertahankan layaknya paku beton.

Rumah satu lantai itu memiliki luas 40 meter persegi dan berlokasi di tengah jalan tol empat jalur. Laporan stasiun TV Guangdong, pemilik yang bermarga Liang mengaku menolak pindah karena tawaran dari pemerintah tak sesuai keinginannya.

Baca Juga: Daftar Harga Sepeda Anak Merek Pacific Termurah Agustus 2020

Baca Juga: Update Harga HP Vivo, Xiaomi, Oppo, Realme 1 hingga 2 Jutaan Bulan Agustus 2020

Soal konsekuensi yang dihadapinya, Liang tidak keberatan. Ia pun tak peduli dengan apa pun yang orang pikirkan tentang keputusannya.

"Orang pikir ini lokasi rumah yang buruk, tapi aku merasa tenang di rumah sendiri. Rasanya bebas, menyenangkan dan nyaman," katanya sat dikutip dari stasiun TV Guangdong, Senin (10/8/2020).

Dalam penelusurn yang ada Liang sempat meminta pemerintah memberinya empat apartemen, tapi hanya dua yang disetujui. Bahkan Liang juga pernah mengklaim pemerintah menawarinya lahan pengganti di samping kamar mayat yang tentu saja ditolaknya.

Baca Juga: Daftar Harga Sepeda Lipat Pacific Termurah Agustus 2020, Harga Dibawah 2 Jutaan

Video tersebut hingga kini viral, diketahui pula bahwa Liang satu-satunya dari total 47 warga dan tujuh perusahaan yang masih bertahan. Semua yang lainnya telah pindah pada September tahun lalu. Pihak berwenang menyebut telah menawarkan berbagai pilihan flat dan skema kompensasi tunai bagi warga tapi Liang menolak.**

Editor: Abdullah Mu'min

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x