Tiga Tahun Kemudian, Rohingya Terperangkap di Kamp-kamp Saat Mereka Menunggu Keadilan

- 25 Agustus 2020, 15:30 WIB
Sudah tiga tahun sejak Myanmar memulai kampanye brutal terhadap Muslim Rohingya, yang oleh PBB digambarkan sebagai 'contoh buku teks pembersihan etnis' (File: Shafiqur Rahman / AP Photo]
Sudah tiga tahun sejak Myanmar memulai kampanye brutal terhadap Muslim Rohingya, yang oleh PBB digambarkan sebagai 'contoh buku teks pembersihan etnis' (File: Shafiqur Rahman / AP Photo] /

MANTRA SUKABUMI - Pada hari Selasa, sekitar satu juta pengungsi Rohingya terjebak di Bangladesh menandai tiga tahun sejak melarikan diri dari Myanmar, dengan pandemi virus korona memaksa mereka untuk mengadakan "protes diam" selama sehari di dalam gubuk bambu mereka yang tipis.

Operasi militer Agustus 2017 telah memicu tuduhan genosida di pengadilan tinggi PBB yang mengusir 750.000 Rohingya dari negara bagian Rakhine Myanmar ke negara tetangga Bangladesh, untuk bergabung dengan 200.000 orang yang melarikan diri sebelumnya.

Tiga tahun kemudian dan tanpa pekerjaan atau pendidikan yang layak untuk anak-anak mereka, kecil kemungkinan untuk kembali ke negara tempat anggota mayoritas Muslim Rohingya telah lama diperlakukan sebagai penyusup yang inferior.

Baca Juga: Dorong Pariwisata di Kabupaten Sukabumi Akibat Corona, Pemerintah dan Masyarakat harus Berkolaborasi

Militer Myanmar "membunuh lebih dari 10.000 orang kami. Mereka melakukan pembunuhan massal dan pemerkosaan serta mengusir orang-orang kami dari rumah mereka", Mohib Ullah, seorang pemimpin Rohingya di kamp-kamp tersebut, mengatakan kepada AFP.

Untuk ulang tahun kedua tahun lalu, Ullah memimpin unjuk rasa sekitar 200.000 pengunjuk rasa di Kutupalong, jaringan kamp terbesar di Bangladesh tenggara, tempat 600.000 orang tinggal dalam kondisi sempit dan tidak sehat.

Tetapi pihak berwenang Bangladesh, yang semakin tidak sabar dengan Rohingya, dan yang setahun lalu memutus akses internet di kamp-kamp, telah melarang pertemuan karena pandemi virus corona.

Baca Juga: Partai Republik Puji Donald Trump dan Sebut Sebagai Penyelamat Politik Negara

Kamp-kamp yang luas telah terputus dari seluruh Bangladesh, dengan militer mendirikan pagar kawat berduri di sekelilingnya. Di dalam, gerakan telah dibatasi.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah