Kerusuhan di Selatan Swedia Pecah Setelah Politisi Denmark Membiarkan Pembakaran Alquran

- 29 Agustus 2020, 19:08 WIB
Demonstran membakar ban saat kerusuhan di Malmo, Swedia menyusul pembakaran Al-Quran di depan umum pada Jumat, 28 Agustus 2020.
Demonstran membakar ban saat kerusuhan di Malmo, Swedia menyusul pembakaran Al-Quran di depan umum pada Jumat, 28 Agustus 2020. /Reuters/

MANTRA SUKABUMI - Para pengunjuk rasa melemparkan batu ke arah polisi dan membakar ban di selatan Swedia pada Jumat 28 Agustus 2020 malam waktu setempat.

Menurut pihak berwenang, hal itu terjadi beberapa jam setelah seorang politisi Denmark anti-Muslim diblokir dari menghadiri demonstrasi pembakaran Alquran di dekatnya.

Sekitar 300 orang berada di jalan-jalan Malmo dengan kekerasan yang meningkat seiring berlalunya malam, menurut polisi dan media lokal.

Dikutip mantrasukabumi.com dari CNA, demonstrasi itu terkait dengan insiden pada hari sebelumnya di mana pengunjuk rasa membakar salinan kitab suci Islam tersebut. 

Rasmus Paludan, yang memimpin partai garis keras anti-imigrasi Denmark garis keras, dijadwalkan melakukan perjalanan ke Malmo untuk berbicara di acara itu.

Tetapi pihak berwenang mencegah kedatangan Paludan dengan mengumumkan bahwa dia telah dilarang memasuki Swedia selama dua tahun. Dia kemudian ditangkap di dekat Malmo.

"Kami menduga dia akan melanggar hukum di Swedia," kata Calle Persson, juru bicara polisi di Malmo kepada AFP.

"Ada juga risiko bahwa perilakunya akan menjadi ancaman bagi masyarakat," tambahnya.

Tetapi para pendukungnya melanjutkan rapat umum, dan tiga orang kemudian ditangkap karena menghasut kebencian rasial.

Paludan kemudian memasang pesan pedas di Facebook.

Halaman:

Editor: Andriana

Sumber: CNA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x