Hubungan Kian Rumit, Washington Balas China Atas Pembatasan Diplomat AS di Beijing

- 3 September 2020, 09:04 WIB
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo terlihat saat konferensi pers di taman Kastil Marienborg di utara Kopenhagen, Denmark, 22 Jul 2020. (Pohot: Mads Claus Rasmussen / Ritzau Scanpix / via REUTERS)
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo terlihat saat konferensi pers di taman Kastil Marienborg di utara Kopenhagen, Denmark, 22 Jul 2020. (Pohot: Mads Claus Rasmussen / Ritzau Scanpix / via REUTERS) /

MANTRA SUKABUMI - Pemerintah Amerika Serikat mengatakan sekarang akan membutuhkan diplomat senior China untuk mendapatkan persetujuan Departemen Luar Negeri sebelum mengunjungi kampus universitas AS dan mengadakan acara budaya dengan lebih dari 50 orang di luar tempat misi.

Washington melakukan langkah itu sebagai tanggapan atas apa yang dikatakannya sebagai pembatasan Beijing terhadap diplomat Amerika yang berbasis di China. Itu datang sebagai bagian dari kampanye administrasi Trump terhadap dugaan operasi pengaruh China dan aktivitas spionase.

Departemen Luar Negeri mengatakan juga akan mengambil tindakan untuk membantu memastikan semua kedutaan besar China dan akun media sosial konsuler "diidentifikasi dengan benar".

Baca Juga: Jelang Pemilu AS, Donald Trump dan Joe Biden Terus Tingkatkan Kampanye di Tengah Krisis Nasional

"Kami hanya menuntut timbal balik. Akses untuk diplomat kami di China harus mencerminkan akses yang dimiliki diplomat China di Amerika Serikat, dan langkah hari ini akan menggerakkan kami secara substansial ke arah itu," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam sebuah berita. pengarahan pada hari Rabu, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari Aljazeera.com.

Meningkatnya ketegangan

Itu adalah langkah terbaru AS untuk membatasi aktivitas China di negara itu menjelang pemilihan presiden November, di mana Presiden Donald Trump telah membuat pendekatan yang sulit ke China sebagai platform kebijakan luar negeri utama.

Hubungan kedua negara terus merosot di tengah berbagai sengketa perdagangan, Taiwan, Tibet, hak asasi manusia, Hong Kong, dan pandemi virus corona.

Baca Juga: Wajib Tahu Begini Cara Mendapatkan Kerjaan di Masa Pandemi Covid-19 dengan Gaji Puluhan Juta Rupiah

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x