Kamala Haris Ungkap Trump Tak Dapat Dipercaya Atas Kemungkinan Tersedianya Vaksin Covid-19 di AS

- 6 September 2020, 11:10 WIB
Joe Biden dan Kamala Hariss
Joe Biden dan Kamala Hariss /.*/twitter/@joebiden

MANTRA SUKABUMI - Kandidat wakil presiden dari Partai Demokrat Amerika Serikat yaitu Kamala Haris mengatakan bahwa ia tidak mempercayai Presiden Donald Trump tentang potensi vaksin Covid-19 di AS.

Dalam sebuah wawancara Harris mengatakan, bahwa Trump memiliki sebuah rekam jejak untuk menekan opini ahli tentang pandemi Covid-19 dan kekhawatiran itu mungkin saja terjadi lagi pada kasus vaksin Covid-19.

"Saya tidak akan mempercayai Donald Trump!. Aku tidak akan mempercayai kata-katanya begitu saja" Ujar Harris.

Baca Juga: Soroti Penindasan Muslim Uighur Oleh China, Joe Biden Minta Presiden Donald Trump Ambil Tindakan

Baca Juga: Calon Presiden AS, Joe Biden Janjikan Jutaan Pekerjaan Baru Jika Menang di Pilpres Mendatang

Dilansir Mantrasukabumi.com dari chanelnewsasia.com, tercatat 6,2 juta orang yang telah terinfeksi dalam wabah Covid-19 di Amerika Serikat, dan 187.833 yang telah meninggal berdasarkan perhitungan Routers.

Pemerintah telah melakukan penanganan terhadap wabah Covid-19 dengan melakukan karantina wilayah dan menutup tempat wisata serta tempat-tempat hiburan.

Sedangkan Trump menggantungkan harapan kepada rakyatnya dengan mengatakan bahwa vaksin mungkin siap saat menjelang pemilihan presiden AS pada 3 Nopember mendatang.

Donald Trump selaku presiden AS terbukti memiliki rekan jejak bahwa ia mengabaikan nasihat ilmiah dan beberapa ahli skeptis.

Baca Juga: AS-Turki Kembali Memanas, Turki Kecam Joe Biden yang Sebut Amerika Harus Dukung Oposisi Turki

Baca Juga: Jelang Pemilu AS, Donald Trump dan Joe Biden Terus Tingkatkan Kampanye di Tengah Krisis Nasional

Uji coba vaksin harus mempertimbangkan potensi efek samping pada berbagai orang, dan sebelum itu mereka membuat keputusan agar vaksin dapat tersedia di akhir tahun atau awal tahun 2021 nanti.

Harris menyatakan bahwa Trump menggunakan vaksin, tidak perduli seberapa belum terujinya vaksin tersebut demi memoles citranya.

"Dia melihat pemilihan yang akan datang dalam waktu kurang dari 60 hari dan dia memahami apapun yang dia bisa untuk berpura-pura dia bisa manjadi pemimpin dalam masalah ini padahal sebenarnya tidak." Ujar Harris

Gedung Putih tidak segera menanggapi komentar yang menuai konflik tersebut, begitu juga dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).**

Editor: Encep Faiz

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah