Picu Ketegangan Internasional, AS Lawan Dunia atas Sanksi Snapback Iran

- 19 September 2020, 20:32 WIB
Tiga belas dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB, termasuk sekutu lama AS, mengatakan langkah Washington batal [File: Johannes Eisele / AFP]
Tiga belas dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB, termasuk sekutu lama AS, mengatakan langkah Washington batal [File: Johannes Eisele / AFP] /

Sanksi dicabut pada 2015 ketika Iran menandatangani kesepakatan nuklir, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

Namun, Trump mengatakan kesepakatan penting, yang dinegosiasikan oleh pendahulunya Barack Obama, tidak cukup. Pada tahun 2018, presiden Republik secara sepihak menarik AS dari JCPOA dan melanjutkan untuk memperbarui dan bahkan memperkuat sanksi bilateral Washington.

Baca Juga: Pilih Transaksi Digital Selama Masa PSBB, Simak Cara Top Up ShopeePay

Saat ini, AS bersikeras bahwa mereka masih menjadi peserta dalam perjanjian yang dikeluarkannya, tetapi hanya agar ia dapat mengaktifkan opsi "snapback".

Hampir setiap anggota Dewan Keamanan lainnya mempermasalahkan kemampuan Washington untuk melaksanakan putaran hukum ini, dan dewan tersebut belum mengambil tindakan lebih jauh.

Inggris, Prancis dan Jerman mengatakan kepada DK PBB pada hari Jumat bahwa keringanan sanksi PBB untuk Iran akan berlanjut setelah 20 September.

"Kami telah bekerja tanpa lelah untuk melestarikan perjanjian nuklir dan tetap berkomitmen untuk melakukannya," kata utusan PBB untuk ketiga negara tersebut dalam sebuah surat kepada dewan tersebut, yang dilihat oleh kantor berita Reuters.

Baca Juga: JADWAL LIGA ITALIA Musim 2020-2021 Pekan Perdana Live RCTI

Di tengah pertikaian, pemerintahan Trump berperilaku seolah-olah sanksi internasional akan kembali, sementara komunitas internasional lainnya terus bertindak seolah-olah tidak ada yang berubah.

Jadi, apakah ini isyarat simbolis yang dirancang untuk mengingatkan kembali garis keras Washington terhadap Teheran, atau adakah tindakan yang lebih konkret dalam waktu dekat?

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah