Sengketa Perbatasan China-India Masih Tegang, New Delhi Tekan Beijing Mundur Lebih Dulu

- 22 September 2020, 10:10 WIB
Sebuah pesawat tempur India terbang di atas pegunungan di Leh, di wilayah Ladakh, pada tanggal 15 September. Foto: Reuters
Sebuah pesawat tempur India terbang di atas pegunungan di Leh, di wilayah Ladakh, pada tanggal 15 September. Foto: Reuters /

'PERTAMA MASUK PERTAMA KELUAR'

Puluhan ribu tentara dari kedua sisi telah dikurung dalam ketegangan yang dimulai pada Mei di berbagai titik di Ladakh, di sepanjang LAC. Kebuntuan tersebut mengakibatkan bentrokan mematikan di Lembah Galwan pada 15 Juni, ketika tentara terlibat dalam pertempuran tangan kosong yang brutal yang mengakibatkan setidaknya 20 korban India dan jumlah yang tidak ditentukan di pihak China.

Tentara juga berhadapan di titik patroli Mata Air Panas dan Gogra, tepi utara danau Pangong Tso, serta ketinggian di sepanjang LAC di wilayah Chushul-Moldo.

Setidaknya telah ada 17 putaran pertemuan di tingkat diplomatik dan militer sejak Juni, termasuk pembicaraan antara menteri pertahanan dan luar negeri dari India dan China di sela-sela KTT Organisasi Kerjasama Shanghai di Moskow awal bulan ini.

Baca Juga: AS Tuntut Petugas Polisi New York karena Dituduh sebagai Mata-mata China

Pensiunan letnan jenderal Vinod Bhatia, mantan direktur jenderal operasi militer Angkatan Darat India, mengatakan pertemuan itu penting untuk konsensus yang dicapai oleh menteri luar negeri Wang Yi dari China dan S. Jaishankar dari India dalam pertemuan mereka di Moskow.

"Pejabat militer dari kedua belah pihak harus datang dan mencari tahu bagaimana konsensus politik ini diterjemahkan ke dalam tindakan tingkat dasar," kata Bhatia. “Jadi, pertemuan ini dimaksudkan untuk membahas modalitas aktual dan detail pelepasan, seperti di mana harus melepaskan, kapan dan seberapa banyak.”

Menurut pejabat India, delegasi mereka kemungkinan akan menekankan sikap pemerintah tentang "status quo ante" yang berarti bahwa pasukan China harus kembali ke posisi mereka mulai April, sebelum pertikaian dimulai.

Mereka menambahkan bahwa pihak India diharapkan untuk mempertahankan sikapnya bahwa China harus mengambil langkah pertama menuju pelepasan, sebagai bagian dari kebijakan "masuk pertama, keluar pertama" New Delhi. Orang dalam mengatakan kebijakan tersebut mengacu pada desakan India bahwa sejak China "memulai" perselisihan, ia juga harus memulai pelepasan.

Baca Juga: Tidak Banyak yang Tahu, Ternyata Bunga Mawar Merah Memiliki Berbagai Manfaat Untuk Kesehatan Manusia

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: SCMP


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x