Pertempuran Pecah Antara Armenia-Azerbaijan Hingga Tewaskan Warga Sipil dan Prajurit Militer

- 27 September 2020, 16:30 WIB
Bentrokan meletus antara Armenia dan Azerbaijan terkait sengketa wilayah Nagorno-Karabakh [Screengrab / Al Jazeera]
Bentrokan meletus antara Armenia dan Azerbaijan terkait sengketa wilayah Nagorno-Karabakh [Screengrab / Al Jazeera] /

Dia juga mengatakan bahwa darurat militer dan mobilisasi militer total diumumkan di Armenia setelah bentrokan.

Pertempuran terburuk selama bertahun-tahun telah membangkitkan momok perang skala besar baru antara musuh bebuyutan Azerbaijan dan Armenia yang telah terkunci selama beberapa dekade dalam sengketa wilayah atas Nagorno-Karabakh.

Baca Juga: Waspada, Ternyata Dosa Ini Dapat Menyeret Kedua Orang Tua Kita Kedalam Neraka

Etnis Armenia di wilayah itu mendeklarasikan kemerdekaan selama konflik yang pecah ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991. Mereka merebut Karabakh dari Baku dalam perang tersebut, yang menewaskan 30.000 orang.

Meskipun gencatan senjata disepakati pada tahun 1994, Azerbaijan dan Armenia sering saling menuduh melakukan serangan di sekitar Nagorno-Karabakh dan di sepanjang perbatasan Azerbaijan-Armenia yang terpisah.

Pembicaraan untuk menyelesaikan sengketa Nagorno-Karabakh sebagian besar terhenti sejak perjanjian gencatan senjata.

Grup Minsk, yang mencakup Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat, telah bekerja untuk menengahi perselisihan tersebut, tetapi dorongan besar terakhir untuk kesepakatan damai gagal pada tahun 2010.

Baca Juga: Wajib Tahu, 2 Waktu Sholat Berat Dilaksanakan tapi Bisa Hantarkan Masuk ke Surga

Rusia pada Minggu menyerukan gencatan senjata segera dan dimulainya pembicaraan. "Kami menyerukan pihak-pihak untuk segera menghentikan tembakan dan memulai pembicaraan untuk menstabilkan situasi," kata kementerian luar negerinya.

Juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin men-tweet: "Armenia telah melanggar gencatan senjata dengan menyerang pemukiman sipil. Komunitas internasional harus segera mengatakan hentikan provokasi berbahaya ini."

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x