Puluhan Orang Armenia yang Tinggal di Prancis Tiba di Azerbaijan, Gabung Bersama Pasukan Yerevan

- 8 Oktober 2020, 12:50 WIB
Rekrutan sukarelawan etnis Armenia berkumpul di sebuah pusat di mana mereka menerima seragam dan senjata sebelum dikirim ke garis depan dekat Hadrut, wilayah yang diduduki secara ilegal di Azerbaijan, Selasa, 29 September 2020. (Foto AP)
Rekrutan sukarelawan etnis Armenia berkumpul di sebuah pusat di mana mereka menerima seragam dan senjata sebelum dikirim ke garis depan dekat Hadrut, wilayah yang diduduki secara ilegal di Azerbaijan, Selasa, 29 September 2020. (Foto AP) /

Badan intelijen Azerbaijan juga mengungkapkan dialog yang dicegat antara dua militan PKK yang datang ke daerah itu untuk memperjuangkan separatis Armenia.

Armenia dan Azerbaijan telah menemui jalan buntu di wilayah Nagorno-Karabakh sejak runtuhnya Uni Soviet.

Baca Juga: 5 Kombinasi Makanan Dianggap Bahaya, Tapi Sebenarnya Aman jika Dikonsumsi

Bentrokan paling sengit antara pasukan Armenia dan Azerbaijan selama bertahun-tahun di wilayah yang diduduki dimulai pada hari Minggu.

Hingga Kamis, setidaknya 130 kematian telah dikonfirmasi saat pertempuran meluas hingga hari kelima.

Empat resolusi Dewan Keamanan PBB (DK PBB) dan dua resolusi Majelis Umum PBB (UNGA), serta banyak organisasi internasional, menuntut penarikan pasukan Armenia yang menduduki dari Nagorno-Karabakh.

OSCE Minsk Group diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat dibentuk pada tahun 1992 untuk menemukan solusi damai untuk konflik tersebut tetapi tidak berhasil.

Nagorno Karabakh diakui sebagai wilayah Azerbaijan oleh PBB dan hampir semua pemerintah di dunia kecuali Armenia.**

Halaman:

Editor: Emis Suhendi

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x