Erdogan Seru Rakyat Turki untuk Boikot Merek Prancis di Tengah Meningkatnya Kebijakan Anti Islam

- 27 Oktober 2020, 12:10 WIB
Presiden Recep Tayyip Erdoğan berbicara pada acara yang diselenggarakan untuk Maulid an-Nabi (kelahiran Nabi Muhammad) di ibu kota Ankara, 26 Oktober 2020. (AA)
Presiden Recep Tayyip Erdoğan berbicara pada acara yang diselenggarakan untuk Maulid an-Nabi (kelahiran Nabi Muhammad) di ibu kota Ankara, 26 Oktober 2020. (AA) /

MANTRA SUKABUMI - Presiden Recep Tayyip Erdogan meminta rakyat Turki pada hari Senin untuk memboikot merek Prancis di tengah pernyataan Islamofobia Presiden Prancis Emmanuel Macron.

"Menjadi Muslim semakin sulit dan menjalani gaya hidup Islam di negara-negara Barat," kata presiden pada acara yang diselenggarakan untuk Maulid Nabi (kelahiran Nabi Muhammad) di Ankara.

Mengekspresikan bahwa Turki menganggap Islamofobia sebagai masalah keamanan nasional dan menindaklanjutinya dalam hal ini, Erdogan meminta Uni Eropa untuk mengambil tindakan terhadap kejahatan rasial ini.

Baca Juga: Hari Ini! Shopee Gajian Sale Hadirkan Gratis Ongkir, Cashback 100%, dan Flash Sale 60RB!

Baca Juga: Kabar Gembira, Di Tengah Pandemi Covid-19, BPJS Kesehatanan Berikan Keringanan Pembayaran Iuran

"Saya yakin lembaga Uni Eropa memiliki tanggung jawab besar dalam menangani Islamofobia. Dewan Eropa tidak bisa lagi mengabaikan Islamofobia," katanya.

"Politisi Eropa harus meminta Macron, yang memimpin kebencian anti-Muslim di benua itu, untuk menghentikan kebijakannya," lanjutnya. Seperti dikutip mantrasukabumi.com dari dailysabah.com.

Macron pada hari Rabu mengatakan dia tidak akan mencegah publikasi kartun yang menghina Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan berekspresi, sebuah pernyataan yang memicu kemarahan di dunia Arab dan Muslim.

Prancis baru-baru ini meluncurkan perburuan penyihir ekstensif terhadap komunitas Muslim menyusul pernyataan Macron yang mencirikan Islam sebagai agama bermasalah yang perlu dibendung.

Banyak organisasi non pemerintah (LSM) dan masjid telah ditutup dalam dua minggu terakhir, sementara serangan terhadap Muslim meningkat tajam.

Halaman:

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x