Dikecam Berbagai Negara, Macron: Saya Menghormati Umat Muslim, Tapi Tak Benarkan Kekerasan

- 1 November 2020, 16:32 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Presiden Prancis Emmanuel Macron. /Instagram.com/@emmanuelmacron

MANTRA SUKABUMI - Presiden Macron mendapati kecaman dari berbagai negara, salah satunya adalah Indonesia.

Sebelumnya, Presiden Emmanuel membuat sebuah karikatur tentang Nabi Muhammad SAW dan hal itu dianggap sebagai penghinaan.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan dirinya menghormati muslim yang terkejut atas kartun Nabi Muhammad.

Baca Juga: Hari Ini! Shopee Gajian Sale Hadirkan Gratis Ongkir, Cashback 100%, dan Flash Sale 60RB!

Baca Juga: TVN Rilis Potongan Gambar Drama Korea 'Start Up' Episode Baru yang Tayang 1 November 2020

Namun, ia menegaskan tak ada alasan untuk kekerasan setelah penyerangan di gereja Prancis yang menewaskan tiga orang.

Diketahui, kasus penusukan di gereja di Nice pada Kamis menewaskan seorang wanita dan dua lainnya. Tersangka penyerangan berusia 21 tahun dari Tunisia kemudian ditembak oleh polisi dan kini dalam kondisi kritis.

Macron mengatakan, Prancis tidak akan mundur dalam menghadapi kekerasan dan akan membela hak kebebasan berekspresi.

Hal itu termasuk penerbitan kartun Nabi Muhammad yang telah memicu kemarahan umat Muslim di seluruh dunia.

Namun, Macron menegaskan, bukan berarti dia atau para pejabatnya mendukung kartun-kartun itu atau Prancis anti-Muslim.

"Jadi saya memahami dan menghormati bahwa orang-orang bisa kaget oleh kartun-kartun tersebut, namun saya tidak akan pernah menerima bahwa seseorang dapat membenarkan kekerasan fisik akibat kartun ini,” kata Marcon seperti dikutip mantrasukabumi.com dari PMJNEWS pada Minggu, 1 November 2020.

Baca Juga: BLT UMKM, Dana Hibah Tidak Ada Biaya dan Pengembalian, Berikut Syarat yang Harus Dipenuhi

"Dan saya akan selalu membela kebebasan di negara saya untuk menulis, berpikir dan menggambar. Peran saya adalah menenangkan segalanya, itulah yang saya lakukan, tetapi di saat yang sama, untuk melindungi hak-hak ini,” tambahnya.

Sebagai informasi, bulan lalu Macron berjanji memerangi “separatisme Islamis” yang menurutnya mengancam mengontrol beberapa komunitas Muslim di Prancis.

Pada 16 Oktober, Samuel Paty guru sekolah di pinggiran Paris dipenggal kepalanya oleh seorang radikal yang ingin membalas dendam karena guru itu menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas untuk menjelaskan kebebasan berekspresi.**

Editor: Emis Suhendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah