Gus Baha Sebut Mbah Maimoen Minta Didoakan Meninggal di Mekkah: Seperti Sudah Direncanakan

15 Agustus 2021, 06:41 WIB
Gus Baha sebut Mbah Maimoen minta didoakan meninggal di Mekkah. Karena itulah ia mengatakan wafatnya Mbah Moen seperti sudah direncanakan /Tangkap layar Youtube.com/S3 TV

MANTRA SUKABUMI - Wafatnya salah satu tokoh ulama kharismatik KH Maimoen Zubair atau Mbah Maimoen diungkap
Murid kesayangannya KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha.

Menurut Gus Baha, isyarat akan wafatnya Ulama Kharismatik KH Mbah Maimoen Zubair sudah terlihat sejak sebelum berangkat haji.

Meninggalnya Mbah Moen kata Gus Baha seperti sudah direncanakan. Salah satunya Mbah Moen minta didoakan salah satu santrinya agar meninggal di Mekkah.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Kenang Soegiarin, Jurnalis yang Viralkan Kemerdekaan: Hormat Kami Padamu, Kami Semua Bangga

Baca Juga: Fakta Menarik Terbaru Mbah Moen yang Belum Diketahui: Anggota DPRD dan MPR Hingga 7 Karya Besar

Gus Baha juga mengatakan jika Mbah Moen terlihat bahagian sekali menjelang akan berangkat pergi ke tanah suci.

Tak hanya itu lanjut Gus Baha, sejak jauh-jauh hari Mbah Maimoen Zubair selalu membahas tentang kematian para pendahulunya.

"Mbah Moen sebelum wafat terlihat bahagia sekali di Sarang (Rembang) ketika mau haji," ungkap Gus Baha.

Bahkan ada santri yang diminta beliau mendoakan sebelum berangkat "Doakan aku wafat di Mekah ya, Cung!," pinta Mbah Moen ketika itu.

Gus Baha mengatakan bahwa kematian sang ulama itu terlihat seperti terencana sedari awal.

"Awalnya itu sudah seperti terencana, saya tahu betul karena sebelum berangkat, saya selalu ketemu beliau," ujarnya.

Baca Juga: 3 Tips Memilih Istri Menurut Mbah Maimoen Zubair, Salah Satunya Jangan yang Suka Berdandan

Termasuk ketika Mbah Moen menitipkan uang pada anaknya Gus Ubab ada isyarat yang sangat kental tentang kematiannya.

"Uang itu, ini sisi lain yang jarang diungkap ke publik, beberapa uang itu dititip Gus Ubab putra pertamanya beliau, kata beliau pada Gus Ubab: Bab jika aku pulang, uang ini kembalikan, jika tidak, bagikan ke anak-anak," ucap Mbah Moen.

"Beberapa hal yang terkait keluarga seperti sudah terencana, beliau sering cerita kalau mbah-mbah beliau wafat di hari Selasa," kata Gus Baha.

"Yang saya kenang itu beliau guyon, guyonnya itu baik semua," ungkapnya.

"Jika aku mati Selasa berarti aku Ulama. Karena ulama itu matinya hari Selasa, jika aku matinya hari Jumat berarti aku ini Wali," ujar Mbah Moen.

"Kalau aku sih mati Selasa atau Sabtu bodo amat, orang gak ada pengaruhnya, orang-orang tidak akan menganggap ulama. Konteksnya ini ulama," ucap Gus Baha.

Walau pun Mbah Moen mengatakan hal itu, ia berharap para muridnya tidak usah ngarep seperti Mbah Moen.

"Jadi enggak usah ngarep mati hati Selasa, nggak ngaruh, maksud Mbah Moen itu konteksnya ulama," jelas Gus Baha.

Baca Juga: Mbah Maimoen Zubair Yakin Indonesia Akan Jadi Negara Maju dan Makmur, Ini 2 Alasannya

"Kok enak semua Mbah? Jawab Saya, Mbah Moen pun tertawa, artinya begini, betapa khusnudzonnya Mbah Moen pada Allah SWT," pungkasnya.

Seperti diketahui, Mbah Moen wafat setelah melaksanakan salat Subuh, pada pukul 04.30 waktu setempat pada 6 Agustus 2019 di rumah sakit An-Nur Mekkah.

Mbah Maimoen kemudian dimakamkan di Ma'la, Mekkah. Makamnya berdekatan dengan makam guru beliau, Sayid Alawi al-Maliki al-Hasani dan makam istri Rasulullah saw, Sayyidah Khadijah.

Mbah Maimoen Zubair merupakan seorang ulama dan politikus Indonesia. Ia adalah Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang.

Dalam politik, Mbah Maimoen menjabat sebagai Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan hingga ia wafat.

Mbah Maimoen juga pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Rembang, selama 7 tahun.

Selain itu juga, Mbah Maimoen pernah menjadi anggota MPR RI mewakili daerah Jawa Tengah.

Dari silsilah, Mbah Maimoen merupakan keturunan ke-37 dari Baginda Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Atta Halilintar Borong 5 Truk Bagikan Makan Gratis, Juragan 99: Mantap Brader, Semoga Nular ke Semua Orang

Mbah Maimoen merupakan putra seorang alim dan faqih, murid dari Syaikh Saíd al-Yamani serta Syaikh Hasan al-Yamani al-Makky yakni Kyai Zubair Dahlan.

KH Maimun Zubair (Mbah Moen) diketahui bahwa beliau menikah dengan nyai Hj Fatimah yang merupakan anak dari KH Baidhowi Lasem.

Istrinya Hj Fatimah meninggal dunia pada tanggal 18 Oktober 2011. KH Maimun Zubair (Mbah Moen) kemudian menikah dengan wanita bernama Nyai Masthi’ah, anak dari KH Idris asal Cepu.

Mbah Maimoen memiliki 10 orang anak, yakni, Kyai Abdullah Ubab ,Kyai Muhammad Najih, Kyai Madjid Kamil, Kyai Abdul Ghafur, Kyai Abdurrouf, Kyai Ahmad Wafi', Kyai Taj Yasin, Kyai Muhammad Idrar, Sobihah, Rodhiyah.***

Editor: Andriana

Tags

Terkini

Terpopuler