Gus Baha Sebut Belajar Bahasa Arab Bisa Lembutkan Hati Orang yang Mempelajarinya

31 Oktober 2021, 08:45 WIB
Gus Baha Sebut Belajar Bahasa Arab Bisa Lembutkan Hati Orang yang Mempelajarinya./* /Instagram.com/@ceramahgusbaha

 

MANTRA SUKABUMI - Gus Baha membahas tentang hikmah Bahasa Arab pada kesempatan kajian ilmiah yang dihadiri banyak jama’ah.

Gus Baha sebenarnya sedang membahas hikmah mempelajari setiap bidang keilmuan, hingga sampai pada manfaat Bahasa Arab.

Gus Baha menyampaikan bahwa perasaan orang yang mempelajari Bahasa Arab lebih dalam bisa menjadi lembut.

Baca Juga: Duel Sengit 2021, Tokopedia vs Shopee: Mana Jawara Marketplace Sesungguhnya?

Menurut Gus Baha, Hal itu disebabkan ada satu kaedah dalam Bahasa Arab yang mirip seperti hubungan antara sesama manusia.

Kaedah dalam Bahasa arab yang dimaksud Gus Baha yaitu ilmu sorof yang salah satu babnya ada pembahasan i’lal yang cukup rumit.

Namun dibalik kerumitan kaedah Bahasa Arab tersebut, ada hikmahnya bagi kehidupan seperti yang disebutkan oleh Gus Baha.

Sehingga agak aneh jika seseorang yang sungguh-sungguh belajar Bahasa Arab lebih dalam namun bisa mengikuti faham radikal.

Atau lebih aneh lagi, apabila Bahasa Arab dikatakan dapat termasuk ke dalam salah satu dari ciri-ciri teroris.

“Bahasa Arab itu seperti mengelola kehidupan orang,” kata Gus Baha seperti dikutip mantrasukabumi.com dari video yang diunggah di kanal YouTube Ngaji Online pada 17 Mei 2020.

Baca Juga: Gus Baha Tak Senang Terkenal, Ahmad Dhani ke Deddy Corbuzier: Dirinya Tidak Cari Popularitas

Selanjutnya Gus Baha memberikan penjelasan lebih jauh terkait kedah ilmu sorof yang disebut dengan i’lal tadi.

Bila diperhatikan bab tersebut, orang akan terbiasa menata hidup yang rapi, misalnya kata يقُوْمُ (yaquumu) i’lalnya akan berbunyi أصله يقْوُمُ (asluhu atau aslinya yaqwumu).

Pada keterang selanjutnya maka akan disebutkan, wawu yang merupakan huruf ilah (jenis yang disebut cacat dalam bahasa Arab).

Karena cacat seperti halnya manusia, maka huruf ilah wawu tersebut tidak seharusnya kuat mengangkat beban yaitu harakat.

Kaedahnya pun berlanjut dengan membuat beban harokat tersebut dipindahkan kepada huruf yang bukan dari jenis ilah.

Maka dipindahkanlah ke huruf sebelumnya yaitu qof, seakan-akan qof harus selalu siap membantu wawu.

“Sudah penyakitan (huruf ilah) kok masih memuat (harakat), kan kasihan, sekarang dipindah!) kata Gus Baha.***

Editor: Indira Murti

Tags

Terkini

Terpopuler