Gus Baha Sebut Nabi Muhammad Sangat Marah Terhadap Anak Seperti ini: Perhatikan Ancaman Nabi

11 November 2021, 20:53 WIB
Gus Baha ungkap anak seperti ini dianggap mengkafiri atau mengingkari ajaran Nabi Muhammad hingga pantas nabi sangat marah pada anak ini /Tangkapan layar Instagram/@gusbahaquote/

MANTRA SUKABUMI - Pada salah satu pengajiannya, Gus Baha menyebutkan bahwa Nabi Muhammad sangat marah terhadap anak seperti ini.

Kata Gus Baha anak seperti ini sebagaimana dikatakan Nabi Muhammad pantas menerima Ancaman Nabi yang sangat luar biasa.

Bahkan Gus Baha bilang bahwa anak seperti ini dianggap mengkafiri atau mengingkari ajaran Nabi Muhammad.

Baca Juga: Habib Luthfi bin Yahya Bagikan Amalan agar Miliki Anak Sholeh: Baca Kalimat ini 21 Kali Saat Mencuci Beras

Gus Baha juga menegaskan pada ceramahnya tersebut bahwa Nabi Muhammad jika sudah marah, maka ancaman Nabi sangat berat dan itu bahaya.

"Itu bahaya sekali, sangat-sangat bahaya…!!," ungkap Gus Baha, seperti dilihat mantrasukabumi.com dari video yang diunggah dari kanal YouTube Santri Gayeng pada Selasa, 16 Februari 2021.

Adapun kata Gus Baha yang membuat Nabi Muhammad sangat marah terhadap anak yaitu anak kandung yang tidak mau mengakui bapak kandungnya setelah diadopsi.

Gus Baha menjelaskan ancaman Nabi Muhammad terhadap anak kandung yang tidak mau mengakui bapak kandungnya setelah ada orang yang mengadopsi.

"Nabi mengancam: Barangsiapa yang mengaku bukan bapaknya yang diakui bapaknya, maka dianggap mengkafiri (mengingkari) ajaran Kanjeng Nabi".

Untuk itu Gus Baha meminta kepada orang tua yang sudah terlanjur mengadopsi anak untuk menulis silsilah atau nasab keluarganya serta saudaranya.

" Saya minta kepada yang sudah terlanjur mengangkat anak agar tetap ditulis silsilah keluarganya dan saudaranya berapa," tegas Gus Baha.

Jika anak itu tersinggung kata Gus Baha, maka anak itu berarti anak yang sombong.

"Kalau anak itu tersinggung dianggap anak angkat, berarti itu anak sombong, mending kembalikan ke keluarganya. Kalau memang baik ya baik," ungkap Gus Baha.

"Orang kalau mengangkat anak kan rata-rata alasannya (niatnya) kasihan menolong orang miskin," sambungnya.

Menurut Gus Baha sebagai ulama, jika seseorang adopsi anak memang niatnya karena kasihan, maka lebih baik dikembalikan ke keluarganya dan tetap dibiayai saja.

Supaya kata Gus Baha anak tersebut tetap mendapatkan kasih sayang keluarga.

"Namun, soal dharurat ketika kamu tidak punya anak, lalu ada keponakan atau keluarga, kemudian kamu angkat anak, tapi nasabnya harus tetap ditulis lho ya," kata Gus Baha.

Karena, kata Gus Baha ciri utama manusia adalah orang harus jelas nasabnya.

Setelah itu Gus Baha menjelaskan tentang larangan adopsi anak atau mengangkat anak dalam agama Islam.

Baca Juga: Bagaimana Hukum Lupa Jumlah Rakaat dalam Sholat? Begini Penjelasan Gus Baha

"Agama melarang mengadopsi atau mengangkat anak. Kalau terpaksa ada orang mengangkat anak, maka harus dicatat nasabnya serta dimaklumatkan (diumumkan) di keluarga anak yang diadopsi maupun keluarga yang mengadopsi," ungkap Gus Baha.

Kenapa demikian? Karena takutnya kata Gus Baha suatu saat ketika anak tersebut dewasa terjadi percampuran nasab.

"Karena, nanti ditakutkan terjadi ikhtilathil ansab (percampuran nasab)," tegas Gus Baha.

Gus Baha menuturkan bahwa pada setiap 1 orang manusia, terdapat 7 orang yang haram dinikahi karena hubungan nasab.

"Setiap 1 orang itu mempunyai 7 orang yang haram dinikah karena hubungan nasab yaitu ibu, saudara perempuan, bibi dari bapak, bibi dari ibu, ponakan (anaknya saudara laki-laki maupun perempuan)," ungkap Gus Baha.

Sedang untuk syarat yang kedua agar adopsi anak sah dan tak dilarang dalam Islam yaitu jangan menghilang nama bin bapak aslinya.

Seperti contoh pada zaman Rasulullah SAW, Rasul mempunyai anak angkat bernama Zaid dan ayah kandungnya bernama Haritsah.

Namun apa yang terjadi, ketika Zaid sudah diangkat anak oleh Rasulullah SAW, maka sebutan orang-orang menjadi Zaid bingung Muhammad bukan Zaid bin Haritsah.

Baca Juga: Bahas Qudrah Allah SWT Ciptakan Nabi Isa tanpa Ayah, Gus Baha Singgung Ungkapan antara Ayam dan Telur

"Dahulu Rasulullah mempunyai anak angkat bernama Zaid. Sampai-sampai orang bukannya menyebut “Zaid bin Haritsah”, tapi malah “Zaid bin Muhammad," ujar Gus Baha.

Lalu seketika itu, Allah sendiri langsung membatalkan, “Orang-orang harus menyebut Zaid bin Haritsah, tidak boleh Zaid bin Muhammad!”.

Sampai turun ayat lewat Allah langsung:

ادْعُوهُمْ لِآبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ

(Al-Ahzab, ayat 5)

Orang harus disebut dengan nama bapaknya. Itulah kalau mau adil menurut Allah.

Gus Baha menyarankan agar ketika Anda adopsi anak atau mengangkat anak, maka yang paling utama harus tahu nasabnya dan tidak menghilangkan nama bin bapak aslinya.***

Editor: Abdullah Mu'min

Tags

Terkini

Terpopuler