Gus Baha Kisahkan Pemabuk Lucu yang Disukai Rasulullah Meskipun Menipunya Berkali-kali

14 Desember 2021, 20:57 WIB
Gus Baha Kisahkan Pemabuk Lucu yang Disukai Rasulullah Meskipun Menipunya Berkali-kali./ /Pixabay/Jarmoluk

MANTRA SUKABUMI – Gus Baha mengisahkan Rasulullah yang menyukai sosok lucu namun pemabuk.

Gus Baha menyampaikan bahwa pemabuk ini adalah salah satu sahabat Rasulullah.

Disebutkan oleh Gus Baha bahwa namanya adalah Nu’aiman, kisahnya jarang diceritakan oleh para kyai.

Baca Juga: Shopee Rayakan 12.12 Birthday Sale bersama Seluruh Ekosistem dengan Peningkatan Kunjungan 6 Kali Lipat

Nu’aiman adalah sosok sahabat yang sering membuat senang Rasulullah karena kelucuannya.

Bagaimana kisah Nu’aiman, sosok lucu namun pemabuk yang disukai Rasulullah?

Seperti dilihat mantrasukabumi.com dari kanal YouTube Santri Gayeng pada Selasa, 14 Desember 2021, inilah kisah lengkapnya.

Kisah ini terdapat pada kitab Ihya Ulumuddin. Nu’aiman adalah seorang pengangguran dan hobinya mabuk.

Suatu hari Nu’aiman meminta seorang pedagang untuk mengantarkan makanan pada Rasulullah yang sedang berada di pasar.

Rasulullah menerima makanan tersebut dan karena kebaikannya, Rasulullah mengajak serta Nu’aiman makan.

Namun setelah makan, Nu’aiman meminta Rasulullah untuk membayar makanan tersebut.

“Bukan lah, Anda harus bayar. Masa rakyat jelata traktir seorang tokoh,” ujar Nu’aiman.

Kejadian Nu’aiman menipu Rasulullah berlangsung berkali-kali.

Rasulullah pun selalu menghukum Nu’aiman ketika sahabatnya tersebut mabuk. Dikatakan bahwa Rasulullah mencambuknya 40 hingga 60 kali.

Baca Juga: Anjing itu Tidak Najis, Gus Baha Kisahkan Semua Orang Memuji Ashabul Kahfi

Karena seringnya mabuk, Nu’aiman sering dihujat oleh sahabat lainnya.

“Kau ini sahabatnya Nabi SAW, tapi tak tahu malu mabuk di hadapan beliau,” ujar para sahabat pada Nu’aiman.

Namun Rasulullah membela Nu’aiman,”Kalian jangan senang menghujat Nu’aiman karena dia cinta Allah dan Rasulnya.”

Gus Baha menjelaskan bahwa dalam Syarah Bukhari di Kitab Fath Al-Bari oleh Ibnu Hajar Al Asqalani tertulis “Tidak termasuk syarat cinta kepada Allah dan Rasul, harus terbebas dari semua dosa”.

Menurut Gus Baha, hal tersebut dibuktikan dalam kisah Nu’aiman ini.

Gus Baha juga mengingatkan bahwa banyak orang nakal yang mencintai Allah dan Rasul.

“Imam Ibnu Hajar bilang bersih dari dosa bukanlah syarat mencintai Allah karena buktinya Nu’aiman mabuk dan Rasulullah SAW tahu itu. Jika Rasulullah tidak tahu, orang bisa mentakwil hukum ketidaktahuan Nabi SAW tentang kemaksiatan itu. Sehingga Nu’aiman disebut sebagai orang yang mencintai Allah dan Rasul,” jelas Gus Baha.

Rasulullah SAW pernah bersabda, “Aku itu belum pernah dibuat gembira orang seperti Nu’aiman membuatku gembira.”***

Editor: Dea Pitriyani

Tags

Terkini

Terpopuler