Kenapa Setelah Ibu Lahirkan Bayinya dan Nifas Harus Mandi Wajib? Gus Baha Beri Penjelasan Lucu ini

27 Desember 2021, 21:25 WIB
Gus Baha jelaskan banyak orang rajin dzikir dan sholat malam sia-sia. /Facebook.com / Ngaji Bareng Gus Baha.

 

MANTRA SUKABUMI - Gus Baha sempat bahas ibu hamil setelah melahirkan dan melewati masa nifasnya harus mandi wajib.

Permasalahan mandi wajib adalah masuk ke dalam pembahasan bab fiqih dan sama halnya dengan materi sejenis lainnya.

Menurut Gus Baha, ilmu fiqih adalah pelajaran yang mudah karena adanya argument jelas yang disertakan di tiap hukum.

Baca Juga: Shopee Rayakan 12.12 Birthday Sale bersama Seluruh Ekosistem dengan Peningkatan Kunjungan 6 Kali Lipat

Termasuk di dalamnya adalah hukum mandi setelah ibu melahirkan dan melalui masa nifas, argumentnya pasti ada.

Selain ada, dasar-dasar yang dibangun untuk hukum fiqih mudah difahami atau bisa diterima akal orang yang mempelajarinya.

Dilansir mantrasukabumi.com dari video yang diunggah di kanal YouTube OmArie Mengaji pada 5 Mei 2020, berikut penjelasan Gus Baha.

Gus Baha lalu memberikan contoh hukum fiqih towaf saat umrah atau haji dianjurkan memposisikan diri lebih jauh dari Ka’bah.

Dihimbau agar jangan sampai menginjak syazarwan yang sebenarnya adalah pondasi Ka’bah dan merupakan bagian darinya.

Keneapa dilarang?, ternyata sebabnya karena bila sampai mengenai syazarwan maka bukan towaf namanya tetapi menginjak Ka’bah.

Sebenarnya sederhana saja logika larangan tersebut, yang namanya towaf itu memutari Ka’bah agak jauh di bagian luar.

Gus Baha mengatakan bahwa sebenarnya fiqih itu tidak ada yang jadi pertanyaan, semuanya bisa diterima oleh akal.

Baca Juga: Anda Sayang Istri ? Pahami Sifat Asli Wanita dari Gus Baha

Hanya saja karena menekuninya tidak dengan serius, maka akan menjadi paradoks bagi yang belajarnya main-main.

Misal lainnya yang disebut Gus Baha yaitu wajibnya mandi, salah satu logikanya yaitu disebabkan keluarnya air mani.

“Nah kenapa nifas atau wiladah, (maksudnya) melahirkan bayi (ibu) wajib mandi?, alasannya lucu karena bayi adalah mani yang mengkristal,” jelas Gus Baha.

Mendengar penjelasan Gus Baha jama’ah yang hadirpun tertawa ramai, seperti biasa pada kesempatan kajian-kajian peserta selalu bahagia.

Gus Baha menerangkan bahwa fiqih selalu meminta alasan dari setiap hukum yang dihasilkannya, begitu juga mandi setelah nifas.

Ketika mencari riwayat hadits atau dalilnya tidak ditemukan, maka para ulama memberikan alasannya yaitu bayi awalnya adalah mani.

Tetapi mani itu sudah mengkristal, istilah logikanya dalam bab fiqih yaitu ‘liannal walad maniyun mun’aqidah’.

Kemudian pembahasan Gus Baha berlanjut kepada bagian fiqih yang lain, tentang sholat jenazah yang umumnya ditaruh mayitnya di depan.

Ternyata tata cara sholat janazah seperti itu tidak ada yang tahu alasan atau logikanya kenapa jenazah ditaruh di depan.

Tetapi di salah satu kitab fiqih disebutkan bahwa itu ternyata tidak wajib, alasannya sangat sederhana dan masuk akal.

Alasannya tidak wajib disebabkan karena jenazah bukanlah imam. Itulah yang terjadi di Arab Saudi ketika sholat mayit jenazah di belakang.

Gus Baha lalu beralih kepada contoh hukum fiqih lainnya, dan terjadi dahulu di zaman Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

Ada sahabat yang cinta Rasulullah SAW dan membuktikannya melalui sowan (mengunjungi), tetapi ada sahabat lain yang sebaliknya.

Maksudnya yaitu sama-sama mmencintai Rasulullah SAW tetapi tidak sowan, alasannya khawatir mengganggu kekasihnya istirahat.

Ketika sahabat tersebut ditanya kenapa jarang sowan kepada Rasulullah SAW?, maka dijawab saya sudah sholat bersamanya cukup.

Baca Juga: Anda Sayang Istri ? Pahami Sifat Asli Wanita dari Gus Baha

Selain Rasulullah SAW istirahat di rumahnya, nabi juga perlu waktu bersama atau bercengkrama dengan anggota keluarga ahlul baitnya.

Gus Bahapun mengakui bahwa dirinya termasuk kyai yang tidak suka dikunjungi atau (di-sowani), berbeda dengan mengajar.

Gus Baha lebih memilih mengajar dari pada di-sowani di rumahnya. Dirinya lalu melanjutkan pembahasan dengan kisah ketika Rasulullah SAW wafat.

Saat Rasulullah SAW wafat para sahabat banyak yang mengatakan bahwa ingin lebih dahulu meninggal dunia karena nabi lebih penting.

Tetapi menarik ada juga sahabat yang mengatakan tidak mengapa Rasulullah SAW wafat lebih dahulu, sebabnya masuk akal.

Sebabnya yaitu karena sahabat tersebut ingin Allah SWT dan Rasulullah SAW menyaksikan bahwa imannya tidak sebatas ketika nabi hidup saja.

Lalu ternyata alasan sahabat tersebut diridhoi oleh Allah SWT, karena sahabat itu menjadi yang pertama dari umatnya hingga akhir zaman.

Di mana ada banyak sekali yang tidak berjumpa dengan Rasulullah SAW tetapi tetap bisa beriman kepada Allah SWT dan RasulNya SAW.

Gus Baha lalu melarang jama’ah agar tidak mengikuti setan atau Iblis yang menangis-nangis meminta kepada Nabi Musa as karena takut luar biasa kepada Allah SWT.

Manurut Gus Baha, kaum muslimin kalah takutnya kepada Allah SWT dari Iblis tetapi mengajarkan kekafiran dan berlepas diri.

Iblis memohon kepada Nabi Musa as untuk memintakan kepada Allah SWT agar menerima taubatnya, sebab Nabi Musa as adalah kekasih Allah SWT.

Nabi Musa as menyanggupi permintaan Iblis dan menyampaikannya kepada Allah SWT, lalu dikabulkan dengan syarat.

Syarat yang harus dipenuhi Iblis yaitu sujud lagi kepada makamnya Nabi Adam as. Nabi Musa senang mendengar kabar dari Allah SWT.

Kemudian disampaikanlah kepada Iblis, tetapi Iblis tetaplah seperti yang dahulu dan muncul sifat aslinya yang takabur.

Iblis mengatakan bagaimana mungkin dirinya akan sujud di saat Nabi Adam as telah wafat, padahal waktu masih hidup saja tidak dilakukan.

Gus Baha lalu kembali kepada penjelasannya terhadap sahabat yang ada dua macam dalam menyikapi kematian Rasulullah SAW.

Lalu sahabat yang sikapnya setuju Rasulullah SAW wafat duluan, alasannya adalah ingin agar umat Islam tetap iman dan cinta Beliau SAW.

Begitu juga kepada guru-guru kaum muslimin saat ini, cintai para kyai-kyai tersebut baik saat hidup maupun ketika sudah wafat.

Termasuk bagi Gus Baha, dirinya masih tidak merasa bahwa gurunya KH. Maimoen Zuber dan ayahnya KH. Nursalim wafat.

Itulah penjelasan panjang Gus Baha tentang fiqih yang panjang, dan salah satunya disebutkan tentang alasan ibu yang melahir lalu selesai nifas harus mandi wajib.***

Editor: Indira Murti

Tags

Terkini

Terpopuler