Apakah Benar Hewan Kurban Jadi Kendaraan Menuju Surga atau Neraka? Kata UAH: Sanadnya Lemah

27 Juni 2022, 21:15 WIB
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan tentang cara ampuh tolak sihir. /Tangkapan layar youtube.com / Voice of Dakwah.

MANTRA SUKABUMI - Simaklah penjelasan dari Ustadz Adi Hidayat atau UAH dengan materi yang disampaikan tentang hewan kurban.

Menejalang Idul Adha, umat muslim di berbagai negara menjalankan amalan yang Allah SWT perintahkan yaitu berkurban.

Banyak di masyarakat beredar pemahaman bahwa hewan kurban dapat menjadi kendaraan di akhirat yang bakal membawa kita ke surga atau neraka.

Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Bagikan Amalan agar Dapat Ketenangan Saat Tidur Tak Diganggu Setan, Baca Surat Ini

Dari sinilah kita perlu ketahui dan meyakini  pemahaman dari berkurban, sehingga kita merasa keliru atas pemahaman yang beredar.

Maka dari itu, pemahaman tentang hewan kurban dapat diketahui dan disimak dengan jelas, sebagaimana Ustadz Adi Hidayat.

Dilansir mantrasukabumi.com dari kanal YouTube UAH pada Senin, 27 Juli 2022,  berikut penjelasan Ustadz Adi Hidayat.

"Perbaguslah hewan qurban kalian, karena dia akan menjadi tunggangan kalian melewati shirath yang menentukan apakah ke syurga atau ke neraka."

Namun UAH dalam kanal Youtube menjawab, jika hadits ini secara sanadnya lemah, dan banyak para ulama dan  periwayatnya tidak dipercaya. Perihal keutamaannya pun bisa dikayakan kebenarannya.

"Dari segi sanadnya sangat lemah, ga ada asalnya, ada yang palsu. Tapi dari segi matan(isinya) ini bermakna khiasan," kata UAH.

bahwa jadi perkataan ini sesungguhnya bukan maksud menjadi kendaraan tapi perumpamaan atau kiasan.

Dalam ungkapan  bahasa Arab seringkali juga bisa bermakna kiasan.

Ia juga melanjutkan, jika kita bisa mengambil pelajaran dari hadits tersebut bahwa memperbagus hewan qurban bisa menambah pahala.

Dan dengan pahala qurban tersebut, bisa menjadi 'kendaraan' menuju surga Allah Azza wa Jalla.

UAH menegaskan jika kita jangan bersandar pada hadits tersebut secara utuh, tetapi mengambil maknanya. Seperti disebutkan di dalam Alquran, Surah Al Hajj ayat 37 sebagai berikut:

Baca Juga: Materi Ceramah Singkat Ramadhan 2022: Keistimewaan Ramadhan Menurut Ustadz Adi Hidayat

Allah Azza wa Jalla berfirman:

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ
Artinya: "Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya."
Dengan tawa ini adalah kendaraan terbaik
Dari ayat di atas bisa disimpulkan, bahwa yang akan sampai kepada Allah Azza wa Jalla adalah ketakwaan dan keihklasan kita dalam berqurban.

"Jika dengan harta kita yang berlebih, maka cari yang terbaik, terbagus dan paling gemuk. Maka dari situ keihlasan dan amal kita berpeluang bertambah, yang diharapkan membawa kita ke surga," lanjutnya.

Dalam konteks ini kendaraan yang dimaksud  adalah amalnya bukan pada hewannya.
Amal yang didapatkan adalah ketakwaan kepada Allah SWT.

Dengan hewan yang akan diqurbankan yang memang  paling bagus, paling baik bahkan dapat dimungkinkan pahalanya semakin baik. Karena kita sudah mengutamakan dalam dalam berbagi dan berkorban dengan sesuatu hal yang istimewa kepada Allah SWT.

Maka dari apa yang telah kita korbankan kepada Allah SWT, keikhlasan yang menjadikan kita bernilai pahala serta keridhoan Allah untuk suatu masa nanti mempermudah jalan kita melewati shirat.

Hal ini menunjukkan bahwa makna kiasan dalam arti pemahaman memperbagus hewan kurban supaya pahalanya banyak dan dengan pahala itulah kendaraan terbaik untuk menuju surga dengan rahmat Allah.

Itulah pemahaman yang sering beredar luas dimasyarakat tentang kendaraan hewan qurban, mudah-mudahan bermanfaat dan menambah khazanah .***

Editor: Robi Maulana

Tags

Terkini

Terpopuler