Saat Rasulullah Wafat dan Dimandikan, Kemanakah Air Bekas Memandikan Jenazah Rasulullah Tersebut?

9 Juli 2020, 06:20 WIB
Tampak kondisi Sumur Ghars kini/ sumur Rasulullah yang dipakai untuk kebutuhan sehari - hari dan airnya dipakai memandikan jenazah beliau /Jurnal Presisi /.*/Jurnal Presisi

MANTRA SUKABUMI -  Nabi Muhammad SAW merupakan tokoh penting dalam sejarah agama Islam. Nabi Muhammad SAW merupakan manusia paling disegana dan patut diitru segala perbuatannya oleh kita sebagai umatnya.

Oleh karena itulah, Rasulullah disebut sebagai Nabi untuk diteladani seluruh umat muslim di dunia, baik dari zaman kenabian bahkan hingga saat ini zaman yang serba modern.

Allah mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi akhir zaman untuk menuntun umat di dunia menuju keridloan sang Pencipta.

Baca Juga: Hukum Mempelajari dan Mengamalkan Ilmu Tenaga Dalam, Begini Tanggapan UAS

Baca Juga: 3 Amalan Sunnah di Malam Jumat yang Dianjurkan Rasulullah ﷺ

Sehingga Allah mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir atau penutup dan taka da lagi nabi setelah Beliau yang diutus Allah di muka bumi ini.

Nabi Muhammad SAW disebut sebagai Khataman Nabiyyin yang artinya nabi paling akhir yang diutus dengan tujuan untuk menyempurnakan ajaran Allah yang telah disampaikan oleh nabi-nabi sebelumnya.

Selama bertahun-tahun Nabi Muhammad SAW berjuangan hingga meneteskan darah untuk menyebarkan agama Allah dan melawan para penentang hingga Beliau tutup usia.

Rasulullah Muhammad SAW wafat pada hari senin 12 Rabiul Awal tahun 11 hijriah pada usia 63 tahun dan dimakamkan di tempat beliau wafat yakni di kamar Aisyah yang sekarang letaknya di dalam area Masjid Nabawi Kota Madinah.

Baca Juga: Terkena Infeksi Mulut Rahim Usai Diperkosa Secara Bergilir, Gadis 16 Tahun Akhirnya Meninggal Dunia

Baca Juga: Pejabat AS Lakukan Pertemuan dengan Korsel Bahas Strategi Sikap Korut yang Menolak Berunding

Menurut Sirah Ibnu Hisyam pada saat prosesi memandikan jenazah Rasulullah SAW, sahabat yang turut memandikan adalah Ali Bin Abi Talib, Abbas Bin Abdul Muttalib, Al-Fadhl Bin Abbas, Qutham Bin Abbas, Usamah Bin Zaid, Syuqran Maula kepada Rasulullah dan Aus Bin Khauli.

Air yang dipakai memandikan jasad Rasulullah berasal dari sumur Ghars yang terletak di daerah Quba.

Mengenai sumur Ghars ini, adalah sumur yang dibuat dan digunakan Rasulullah SAW bersama keluarga dan para sahabat untuk minum dan kebutuhan sehari – hari.

Rasulullah SAW berwasiat :

حَدَّثَنَا عَبَّادُ بْنُ يَعْقُوبَ حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ زَيْدِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ بْنِ عَلِيٍّ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَنَا مُتُّ فَاغْسِلُونِي بِسَبْعِ قِرَبٍ مِنْ بِئْرِي بِئْرِ غَرْسٍ

Artinya : Jika aku meninggal, maka mandikanlah aku dengan tujuh geriba dari air sumurku, sumur Ghars. [HR. ibnumajah No.1457].

Baca Juga: Bukan Gertakan Biasa, Amerika Serikat Resmi Keluar dari Keanggotaan WHO

Baca Juga: Nagita Slavina Minta Datangkan BLACKPINK ke Andara, Raffi Ahmad: Bisa, Tunggu Tanggal Mainnya

Terdapat sebuah kisah menarik yang terkait dengan kisah proses memandikan jasad Rasulullah SAW tersebut.

Dikisahkan pada suatu saat di dalam sebuah majelis pertemuan Ulama se dunia, Syeikh Mutawalli Asy-Sya’rawi mengajukan sebuah pertanyaan yang membingungkan semua ulama yang hadir karena tidak pernah ada pertanyaan seperti itu sebelumnya.

“Kemanakah perginya air bekas memandikan jenazah Rasulullah SAW?”

Syeikkh Muhammad Mutawalli As Sya'rawi .*/Jurnal Presisi

Tentu saja tidak ada satupun yang mampu menjawabnya, karena belum pernah didapati catatan sejarah yang menuliskan keterangan seperti itu.

Akhirnya pimpinan majelis itu sendiri berkata, “Berilah aku waktu hingga esok hari untuk mencari jawabannya.”

Baca Juga: SBY Mengenang Sang Istri dengan Ciptakan Lagu Berjudul 'Gunung Limo'

Baca Juga: Perdana Selama Pandemi Covid-19 Indonesia, Wapres Maruf Amin Kunjungi Tiga Lokasi di Sukabumi

Esok harinya pimpinan majelis ulama itu berdiri dan menjawab, “Air bekas memandikan jasad Rasulullah naik ke langit, lalu turun kembali ke bumi bersama hujan. Dimana air itu turun, maka di situ berdiri sebuah masjid.”

Syeikh Mutawalli Sya’rawi bertanya, “Engkau benar. Darimana engkau mengetahuinya?”
Ulama itu menjawab, “Semalam aku bermimpi bertemu Rasulullah SAW sedang bersama seorang laki-laki agung yang membawa sebuah Qindil (lentera).”

Artikel ini telah tayang sebelumnya di laman jurnalpresisi.pikiranrakyat.com dengan judul Kemana Air Bekas Memandikan Jenazah Rasulullah? Jawabannya Sungguh di Luar Dugaan.

Belum usai ulama itu berbicara, Syaikh Sya’rawi bertanya, “Apakah pemegang Qindil itu yang memberitahumu?”

Ulama itu berkata, “Benar! Rasulullah mengisyaratkan kepada pemegang Qindil itu untuk menjawab pertanyaanku, dan dia menjawabnya. Bagaimana engkau tahu bahwa yang menjawab pertanyaanku adalah pemegang Qindil itu?”

Syaikh Sya’rawi berkata, “Karena akulah pemegang Qindil dalam mimpimu itu.”

Baca Juga: Tega, 2 Orang Petugas Medis Buang Mayat Korban Covid-19 di Trotoar Terekam CCTV

Baca Juga: Viral, Bayi Lahir Sambil Pegang Alat Kontrasepsi yang Disimpan Sang Ibu di Dalam Rahim

Menyikapi kisah ini Ustad Abdul Shomad (UAS) pernah menjawab pertanyaan seorang jamaah yang menanyakan kebenaran dari kisah itu.

“Cerita itu berasal dari Syekh Mutawalli Sya’rawi, bukan dari hadits atau atsar sahabat.  Beliau adalah Ulama yang terkenal Alim dan Sholeh, bisa jadi itu adalah ilham yang diberikan Allah SWT. Karena bukan hadits maka tidak wajib bagi kita untuk mengimaninya, namun kita bisa mempercayai perkataan orang sholeh,” tegas UAS yang juga lulusan Universitas Al Azhar Cairo Mesir.**(Zaini rahman/Jurnal Presisi PRMN).

Editor: Encep Faiz

Sumber: Jurnal Presisi PR

Tags

Terkini

Terpopuler