Artinya, Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berhari rayalah karena melihatnya, jika hilal hilang dari penglihatanmu maka sempurnakan bilangan Sya’ban sampai tiga puluh hari. (HR. Bukhari No. 1909)
Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Baca Juga: Disaksikan Presiden Jokowi, Ulama ini Terima Suntikan Perdana Vaksin AstraZeneca
فَصُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ أُغْمِيَ عَلَيْكُمْ فَاقْدِرُوا لَهُ ثَلَاثِينَ
Artinya, Maka berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berhari rayalah karena melihatnya, lalu jika kalian terhalang maka ditakarlahlah sampai tiga puluh hari. (HR. Muslim No. 1080, 4)
إِنَّمَا الشَّهْرُ تِسْعٌ وَعِشْرُونَ فَلَا تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْهُ وَلَا تُفْطِرُوا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدِرُوا لَهُ
Artinya, Sesungguhnya sebulan itu 29 hari, maka janganlah kalian berpuasa sampai kalian melihatnya (hilal), dan janganlah kalian berhari raya sampai kalian melihatnya, jika kalian terhalang maka takarkan/perkirakan/hitungkanlah dia. (HR. Muslim No. 1080)
Setelah hilal nampak maka esok harinya umat islam berpuasa, yaitu pada tanggal 1 Ramadhan, dan menjalankannya harus dengan keimanan dan ketakwaan.
Karena puasa yang didasari imam dan takwa dapat menghilangkan dosa-dosa yang lalu, sebagaimana Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu berkata, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: