3 Tingkatan Puasa Ramadhan Menurut Al-Imam Al-Ghazali

- 13 April 2021, 20:00 WIB
6 Keutamaan Puasa./Pexels: Craig Adderley
6 Keutamaan Puasa./Pexels: Craig Adderley /

MANTRA SUKABUMI - Puasa telah tiba, bulan Ramadhan telah datangi kita semua, kini saatnya kita buktikan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Puasa Ramadhan yang dikerjakan menjadi pembeda bulan Ramadhan dengan bulan lainnya. Bulan Ramadhan ini menjadi mulia dengan karunia Allah SWT, karena terdapat kewajiban berpuasa.

Ibadah puasa di bulan Ramadhan tentu berbeda dengan ibadah di bulan yang lainnya. Puasa sangat bersifat rahasia. Hanya diri seorang hamba dengan tuhannya yang tahu.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT

Baca Juga: PKB Diguncang Isu Muktamar Luar Biasa, Eks Ajudan Gus Dur: Gak Heran Kader Dikelabui untuk Kepentingan Pribadi

Dikutip mantrasukabumi.com dari berbagai sumber, kaitannya dengan 3 tingkatan orang yang melaksanakan puasa di bulan Ramadhan.

Al-Imam Al-Ghazali Rahimahullah Ta'ala di dalam kitab Ihya Ulumuddin membagi tiga tingkatan puasa, berikit adalah kutipan-nya:

إعلم أن الصوم ثلاث درجات صوم العموم وصوم الخصوص وصوم خصوص الخصوص:

Artinya, Ketahuilah bahwa puasa ada 3 tingkatan yaitu: puasa umum, puasa khusus, dan puasa paling khusus.

Baca Juga: Usai Lamaran, Ifan Seventeen dan Citra Monica Ungkap Kejadian Menegangkan hingga Ada Penampakan

Baca Juga: Bolehkah Salat Tarawih Empat Rakaat dalam Satu Kali Salam, Begini Penjelasan Buya Yahya

 وأما صوم العموم فهو كف البطن والفرج عن قضاء الشهوة كما سبق تفصيله،

Artinya, adapun yang dimaksud puasa umum adalah menahan perut dan kemaluan dari memenuhi keinginan syahwat.

 وأما صوم الخصوص فهو كف السمع والبصر واللسان واليد والرجل وسائر الجوارح عن الآثام،

Artinya, adapun Puasa khusus adalah menjagan pendengaran, lidah, tangan, kaki, dan seluruh anggota tubuh dari perbuatan dosa.

 وأما صوم خصوص الخصوص فصوم القلب عن الهضم الدنية والأفكار الدنيوية وكفه عما سوى الله عز وجل بالكلية ويحصل الفطر في هذا الصوم بالفكر فيما سوى الله عز وجل واليوم الآخر

Artinya, adapun puasa paling khusus adalah menahan hati agar tidak mendekati kehinaan, memikirkan dunia, dan memikirkan selain Allah SWT. Untuk puasa yang ketiga ini (shaumu khususil khusus) disebut batal bila terlintar dalam hati pikiran selain Allah SWT dan hari akhir.

Dari 3 tingkatan ini puasa di atas yang disusun berdasarkan sifat orang yang mengerjakan puasa, didapati penjelasan sebagai berikut:

Seseorang yang berpuasa hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi perbuatan maksiat tetap dilakukannya, puasa seperti ini disebut sebagai piasa orang awam.

Sementara puasa shalihin lebih tinggi derajat-nya dari puasa yang pertama, dan terus beralih kepada puasa orang yang khusus, yaitu puasa orang-orang yang terpilih.***

Editor: Robi Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x