Jangan sampai ketika Ramadhan pergi, amal-amal kebaikan itu juga turut lenyap.
Yang diharapkan pasca-Ramadhan adalah kebaikan-kebaikan tetap senantiasa ditebarkan.
bahkan jika mampu justru semakin bertambah kadarnya.
Lebih lanjut kitab ini menuturkan, ketika umat Islam berkumpul untuk melangsungkan shalat Idul Fitri.
Allah subhanahu wa ta’ala berkata kepada para malaikat: “Wahai malaikat-malaikat-Ku, apa balasan bagi orang yang telah menyelesaikan pekerjaannya?” Malaikat menjawab, “Wahai Tuhan Kami, yaitu diberikan upahnya”.
Kemudian Allah berkata, “Aku bersaksi, wahai Malaikat-Ku, sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka semua” (Kanzu an Najah wa as-Surur, h. 264).
Maksud dari ‘menyelesaikan pekerjaan’ dalam konteks ini ialah pengibaratan umat Islam yang telah menuntaskan puasa Ramadhan.
Sehingga mereka layak diberi upah, berupa diampuni dosa-dosanya layaknya baju kotor yang dicuci dengan air yang mengalir.
Adapun asal-muasal disebut id juga disampaikan dalam kitab ini, yaitu:
Baca Juga: Ayya Renita Sampaikan Ucapan Hari Raya Idul Fitri, Gaun Pemain Ikatan Cinta Mis Kiki Dipertanyakan
وّلْيُعْلَمْ،أَنًّ الْعِيْدَ مَأْخُوْذٌ مِنَ الْعَوْدِ فَسُمِّيَ عِيْدًا لِتَكَرُّرِهِ كُلَّ عَامٍ، وَقِيْلَ: لِكَثْرَةِ عَوَائِدِ اللَّهِ تَعَالَى فِيْهِ عَلَى عِبَادِهِ بِفَضْلِهِ الْمَوْفُوْرِ، أَوْ لِأَنَّهُ جَلَّ وَعَلاَ يَعُوْدُ عَلَى خَلْقِهِ بِالسُّرُوْرِ، وَقِيْلَ: لِأَنَّ فِيْهِ عَوَائِدُ الإِحْسَانِ وَفَوَائِدُ الْاِمْتِنَان.. Dan diketahui, bahwa
kata id’ diambil dari kata ‘aud (kembali), lalu disebut id karena berulang-ulang setiap tahun.
Dikatakan demikian, sebab banyaknya kembalian (imbalan) Allah ta’ala bagi hambanya dengan keutamaan-keutamaan yang telah tersedia di hari itu.
Atau karena sesunggunnya Allah jalla wa ‘alaa kembali (mengunjungi) makhluk-Nya dengan kebahagiaan.