MANTRA SUKABUMI - Pandemi Covid-19 telah banyak mengubah tatanan kehidupan umat manusia di semua negara, mulai dari ekonomi, politik, hingga kebiasaan sehari-hari.
Pernahkah kita merenung ketika organisme berukuran sangat kecil itu ternyata bisa memaksa manusia beradaptasi dengan hal-hal baru, termasuk protokol kesehatan?
Lewat khutbah Jumat ini, mari kita meresapi hikmah dari berbagai perubahan tersebut, dan keterkaitannya dengan upaya mendekatkan diri kepada Allah.
Materi khutbah Jumat yang diangkat kali ini mengangkat pelajaran-pelajaran yang bisa diambil dari kebiasaan baru selama pandemi,
mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan, dikutip mantrasukabumi.com dari laman resmi nu.or.id pada 24 Juni 2021.
Para mustami diharapkan memaknai protokol kesehatan lebih dari sekadar fenomena fisik dan ekspresi kecemasan akan virus, melainkan “teguran” yang kian membuka kesadaran rohani manusia.
Khutbah I
الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ عَلَى قُلُوْبِ اْلمُسْلِمِيْنَ المُؤْمِنِيْنَ وَجَعَلَ الضِّياَقَ عَلَى قُلُوْبِ الْمُنَافِقِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ اْلحَقُّ اْلمُبِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْنِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلمِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ المَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ. أَمَّا بَعْدُ أَيُّهاَ اْلحَاضِرُوْنَ اْلمُسْلِمُوْنَ حَفِظَكُمُ اللهُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ. قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Dalam berbagai macam situasi dan kondisi apa pun, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala.
Kita harus menyadari bahwa segala yang terjadi dalam kehidupan kita di dunia ini merupakan takdir dan kehendak-Nya.
Tidak ada yang bisa mendatangkan nikmat dan tidak ada yang bisa menerima tobat kecuali Allah subhanahu wata’ala.